"Pimpinan UGM itu mengabaikan protokol Covid-19, baik penjagaan jarak dan juga pembatasan aktivitas di lingkungan UGM. Alasannya karena mengikuti timeline proyek pembangunan dari Kementerian PUPR. Sekali lagi, ini soal timing, moment, soal leadership, dan sense of crisis pimpinan UGM," katanya.
Diwawancarai terpisah sebelumnya, Wakil Rektor Bidang Pendidikan dan Kemahasiswaan UGM Jagal Wiseso Marseno menjelaskan bahwa permintaan renovasi sendiri turun langsung dari negara.
"Karena sifatnya itu terkait dengan Jakarta, pemberian dana adalah dari negara, , sehingga mereka meminta cepat dan membuat kami yang di bawah kepontol-pontol [terburu-buru]. Karena seolah cepat, akhirnya tak ada komunikasi dan lahirlah ini [protes mahasiswa]. Karena situasi seperti ini [pandemi Covid-19], kok ada pindahan, ini juga bukan kehendak kami," kata dia, Rabu (29/4/2020).
Jagal melanjutkan, pemberi dana sudah menghitung perencanaan pembangunan, mulai dari pagu anggaran, pencarian tender, dan persiapan pembangunan.
Baca Juga:Dian Sastrowardoyo Mengaku Lebih Bahagia di Usia 38
"Ada proses pembangunannya, sebenarnya pengosongan [gelanggang] dilakukan pada 27 April lalu. Sudah kami bicarakan dengan pihak-pihak yang bersangkutan," terangnya.