Pihaknya menyayangkan rencana renovasi yang mencuat pada 2019-2020 ini terkesan mendadak. Bahkan maket pembangunanya sudah jadi tanpa ada mahasiswa yang dilibatkan.
"Ditambah lagi dengan pendemi corona yang mucul saat ini. Kami diminta untuk mengosongkan lokasi sebelum tanggal 28 April. Jelas hal itu membuat kami kecewa dan melakukan protes. Kenapa harus secepat itu? Padahal situasi masih darurat karena corona. Harapannya ini menjadi perhatian atasan," terang dia.
Penanggungjawab Gelanggang Bergerak Iqbal Tuwasikal juga menyoroti waktu permintaan pengosongan yang terlalu cepat.
"Isu utamanya bukan pada renovasi, tapi pada waktu pengosongan gelanggang dan rencana dilanjut dengan perubuhan atau pembongkaran, kok dilakukan di masa pandemi seperti ini?" kata Iqbal.
Baca Juga:Dian Sastrowardoyo Mengaku Lebih Bahagia di Usia 38
Ia melanjutkan, UKM diperintahkan mengosongkan sekretariat sebelum 28 April 2020. Mahasiswa harusmembongkar dan memindahkan semua barang, dojo tempat latihan, ring basket, hingga papan panjat sebelum waktu yang ditetapkan.
"Pimpinan UGM itu mengabaikan protokol Covid-19, baik penjagaan jarak dan juga pembatasan aktivitas di lingkungan UGM. Alasannya karena mengikuti timeline proyek pembangunan dari Kementerian PUPR. Sekali lagi, ini soal timing, moment, soal leadership, dan sense of crisis pimpinan UGM," katanya.
Diwawancarai terpisah sebelumnya, Wakil Rektor Bidang Pendidikan dan Kemahasiswaan UGM Jagal Wiseso Marseno menjelaskan bahwa permintaan renovasi sendiri turun langsung dari negara.
"Karena sifatnya itu terkait dengan Jakarta, pemberian dana adalah dari negara, , sehingga mereka meminta cepat dan membuat kami yang di bawah kepontol-pontol [terburu-buru]. Karena seolah cepat, akhirnya tak ada komunikasi dan lahirlah ini [protes mahasiswa]. Karena situasi seperti ini [pandemi Covid-19], kok ada pindahan, ini juga bukan kehendak kami," kata dia, Rabu (29/4/2020).
Jagal melanjutkan, pemberi dana sudah menghitung perencanaan pembangunan, mulai dari pagu anggaran, pencarian tender, dan persiapan pembangunan.
Baca Juga:Tes Massal karena Pasien Tak Jujur, 53 Nakes RS Sardjito Negatif COVID-19
"Ada proses pembangunannya, sebenarnya pengosongan [gelanggang] dilakukan pada 27 April lalu. Sudah kami bicarakan dengan pihak-pihak yang bersangkutan," terangnya.