Alat Tes COVID-19 di Gunungkidul Terbatas, Ini Kategori yang Diprioritaskan

"Kami belum laksanakan secara massal. Masih terbatas," ujar Dewi Irawati.

M Nurhadi
Selasa, 05 Mei 2020 | 15:35 WIB
Alat Tes COVID-19 di Gunungkidul Terbatas, Ini Kategori yang Diprioritaskan
Petugas medis mengamati sampel darah dari pekerja yang mengikuti rapid test atau pemeriksaan cepat COVID-19 di Aula Serba Guna Kementerian Tenaga Kerja, Jakarta, Jumat (1/5). [ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat]

SuaraJogja.id - Dari tiga kluster sebaran COVID-19 di DIY, dua diantaranya berkaitan dengan Jamaah Tabligh Jakarta dan kegiatan Gereja di Kabupaten Bogor.

Pemda DIY saat ini masih menunggu hasil rapid test warga yang memiliki riwayat mengikuti kegiatan tersebut. Hasil tes ini ditunggu dari masing-masing pemerintah Kabupaten Bantul, Sleman dan Gunungkidul guna pengajuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

Juru Bicara Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Gunungkidul, Dewi Irawati mengungkapkan, pihaknya tidak melakukan penelusuran keberadaan peserta Jamaah Tabligh Jakarta ataupun Gereja di Bogor, melainkan hanya bergantung pada perkembangan contact tracking. Demikian pula dengan rapid test, mereka belum akan melaksanakannya secara massal.

Dewi menyebut, rapid test baru akan dilakukan terbatas pada pendatang yang berasal dari daerah transmisi lokal, pekerja migram atau TKI, orang dalam pemantauan (ODP), pasien dalam pengawasan (PDP) dan orang tanpa gejala (OTG). Prioritas lainnya juga diutamakan bagi orang yang memiliki kontak erat dengan pasien positif Covid-19.

Baca Juga:Cara Dapat Token Listrik Gratis dari PLN, Bisa Lewat WhatsApp

"Kami belum laksanakan secara massal. Masih terbatas," ujarnya, saat dihubungi wartawan, Selasa (5/5/2020.

Kekinian, ada 15 OTG rapid test yang hasilnya positif dan tengah diisolasi di RSUD Saptosari. Sementara, ada 5 OTG sisanya menjalani isolasi secara mandiri di rumah masing-masing. 

Dewi menambahkan, rapid test akan dilakukan kepada peserta Jamaah Tabligh seiring dengan hasil contact tracking. Berdasaarkan tracing, pemeritnah juga akan mendalami siapa saja yang diutamakan untuk bisa melakukan tes. Hal ini dilakukan karena jumlah RDT yang terbatas.

"Alat yang ada memang terbatas. Sehingga belum untuk umum,"tambahnya.

Dengan keadaan seperti ini, ia meminta, bagi warga yang merasa memiliki riwayat atau kontak dengan pasien terkait COVID-19 agar melaporkan diri.

Baca Juga:Resep Es Buko Pandan, Sajian Spesial untuk Buka Puasa Hari Ini

Seperti yang belum lama ini dilakukan oleh seorang perempuan yang warga Padukuhan Tawarsari Desa Wonosari. Ia ngotot agar diizinkan mengikuti rapid test setelah salah seorang tetangga dinyatakan positif Covid-19 melalui Tes Swab pernah mendatanginya untuk membetulkan antenna. 

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak