Cerita Relawan PMI Sogok Pasien Klaster Indogrosir Agar Mau Ikuti Tes Swab

Meski kantong pas-pasan, para relawan PMI harus sigap membantu penanganan Covid-19 di Gunungkidul

Galih Priatmojo
Senin, 11 Mei 2020 | 17:15 WIB
Cerita Relawan PMI Sogok Pasien Klaster Indogrosir Agar Mau Ikuti Tes Swab
Upaya PMI Gunungkidul membujuk bocah pasien Klaster Indogrosir agar mau dilakukan tes swab, Senin (1/5/2020). [Kontributor / Julianto]

SuaraJogja.id - Menjadi relawan Palang Merah Indonesia (PMI) memang harus dilakukan dengan sepenuh hati. Segenap jiwa raga harus dicurahkan untuk tetap bisa menjalankan tugas kemanusiaan mereka. Nyawa terkadang menjadi taruhan di tengah keterbatasan yang ada.

Seperti yang dilakukan oleh relawan PMI Gunungkidul, mereka harus berupaya keras dengan berbagai macam cara agar tugas mereka tuntas. Minggu (10/5/2020) kemarin, mereka harus membujuk  seorang bocah agar bersedia dievakuasi dari rumahnya untuk diambil uji swab termasuk diisolasi di rumah sakit.

FH, bocah berusia 6 tahun asal Kecamatan Semanu terpaksa harus menjalani isolasi dia ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Saptosari karena kontak erat dengan Klaster Indogrosir. Empat orang relawan PMI menjemput FH bersama dengan kedua orangtuanya di kediamannya.

Ada hal yang mengharukan ketika relawan Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Gunungkidul, ketika menjemput  bocah tersebut. Berbeda dengan pasien reaktif sebelumnya yang rerata orang dewasa yang bisa diberi pengertian dengan mudah, namun untuk menangani FH, relawan harus membujuknya dengan berbagai macam cara. 

Baca Juga:Tembak Kadus di Gunungkidul, Pelaku Ngaku Dapat Bisikan Gaib

Para relawan  harus  sangat berhati-hati  ketika membujuk bocah tersebut untuk bersedia ikut dengan mereka  termasuk menjalani  pengambilan swab di RSUD Wonosari. Bahkan, para relawan harus 'menyogok' FH agar bersedia diambil swabnya.

Ketua PMI Gunungkidul, Iswandoyo menceritakan, Minggu siang kemarin, empat relawan PMI Gunungkidul tengah bertugas menjemput pasien reaktif untuk dilakukan uji swab dan dikarantina di RSUD Saptosari. Anak tersebut salah satu warga Kecamatan Semanu. Ia masuk pada klaster Indogrosir.

"Mereka menjemput salah satu anak yang masuk dalam kategori orang tanpa gejala yang reaktif rapid tes," ceritanya, Senin (11/5/2020) melalui nomor pribadinya.

Saat dijemput dengan petugas berpakaian lengkap, FH sempat ketakutan karena para relawan mengenakan baju Alat Pelindung Diri (APD) lengkap sehingga mirip dengan astronot. Relawan PMI harus seolah menjadi 'teman' bagi bocah tersebut agar bersedia turut serta dengan mereka.

Bocah yang belum duduk di bangku SD tersebut sempat enggan diambil sempel swabnya. Hingga akhirnya salah seorang relawan berinisiatif untuk membelikan sejumlah mainan dan kemudian diberikan kepada bocah laki-laki tersebut.

Baca Juga:Diterpa Gelombang Tinggi, Pantai di Gunungkidul Jadi Bersih

Padahal sebenarnya para relawan saat ini dalam kondisi keuangan yang tergolong pas-pasan karena penggalangan dana dari bulan dana PMI belum masuk ke kas mereka. Kendati demikian, para relawan rela merogoh kocek untuk menguatkan FH agar mau dites swab. 

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini