Warga Semanu Berdesakan Ambil BST di Kantor Kecamatan, Ada yang Bawa Balita

Salah seorang warga Desa Pacarejo, Kirun, mengungkapkan, pembagian tersebut tidak efektif.

Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana
Minggu, 17 Mei 2020 | 18:30 WIB
Warga Semanu Berdesakan Ambil BST di Kantor Kecamatan, Ada yang Bawa Balita
Warga mengantre pembagian BST di Kantor Kecamatan Semanu, Gunungkidul, Minggu (17/5/2020). - (SuaraJogja.id/Julianto)

"Kita tidak menyangka akan seperti ini. Ini akan jadi bahan evaluasi untuk pembagian-pembagian selanjutnya," tandasnya.

Kepala PT Pos Wonosari Budi Purnomo mengungkapkan, PT Pos sendiri sebenarnya sudah membuat jadwal pembagian di pagi hari mulai dari pukul 8.00 WIB hingga 12.00 WIB, dan untuk siang mulai pukul 13 00 WIB hingga 16.00 WIB. Namun apa yang terjadi justru tidak seperti yang mereka harapkan karena warga datang secara hampir bersamaan.

Menurutnya, apa yang terjadi di kecamatan Semanu tersebut merupakan yang terburuk di wilayah Gunungkidul. Sebab, pelaksanaan pembagian BST di wilayah-wilayah lain berlangsung tertib dan tetap memperhatikan protokol kesehatan. Karena adanya kerumunan tersebut, pihaknya terpaksa mengubah skema pembagian.

"Tadi saya langsung terjunkan tim dari Wonosari, dan kita tambah loketnya agar antreannya tidak terlalu panjang," ungkapnya.

Baca Juga:Masjid Tua di Surabaya, Masjid Rahmat Sunan Ampel Gelar Sholat Idul Fitri

Salah seorang warga Desa Pacarejo, Kirun, mengungkapkan bahwa pembagian tersebut tidak efektif. Harusnya ada jadwal per pedukuhan untuk pengambilan bantuan dari pemerintah secara tunai, kata dia, tidak seperti sekarang ini, di mana undangan pelaksanaannya hanya satu hari, yaitu Minggu saja.

"Katanya suruh jaga jarak. Lha kok malah umpel-umpelan. Tadi juga tidak ada sistem antrean, akibatnya ya berebut," ujar Kirun.

Menurutnya, karena jadwalnya hanya berlangsung satu hari, maka biasanya warga pedukuhan di berbagai desa secara bersama-sama berangkat ke kantor kecamatan untuk mengambil bantuan tersebut. Untuk yang tidak memiliki kendaraan pribadi biasanya mereka secara berombongan mencarter sebuah pick-up ataupun mobil roda empat lainnya secara bersama-sama.

"Seandainya ada satu warga yang dinyatakan positif Covid 19, Orang Tanpa Gejala (OTG) ataupun reaktif maka tentu akan berbahaya. Kalau ada satu warga saja, mohon maaf, positif, OTG, atau reaktif kan semuanya ambyar. Wong ini berdesak-desakan," ujarnya.

Kontributor : Julianto

Baca Juga:Pandemi Covid-19 Paksa Jonatan Christie Cuci Baju Sendiri

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini