Azman menyebut bahwa keterikatan itu juga menjadikan sebagai keluarga kedua. Sehingga jamaah satu dengan jamaah lainnya sangat dekat dan hal itu yang tak ditemukan selama Ramadan.
"Itu tidak kami temukan lagi, sehingga ada hal yang hilang dan kami rasa kurang di Ramadan tahun ini. Memang ada rasa dan tuntunan yang harus dilakukan. Jelas bahwa tuntunan untuk di masa pandemi ini harus dilakukan dengan menjaga jarak. Namun rasa kebersamaan ini yang menghilang," kata dia.
Azman melanjutkan, bincang-bincang hangat di serambi masjid usai salat berjamaah suatu hal yang cukup mendekatkan dirinya dengan jamaah. Terkadang diskusi agama terlontar saat mereka duduk bersantai.
"Komunikasi tatap muka jelas berkurang, saat ini hanya lewat pesan media sosial saja. Tapi bagi sebagian jamaah yang sudah sepuh (tua) sulit untuk melakukannya. Karena pandemi Covid-19 ini jadinya ada rasa yang hilang karena banyak kegiatan ditiadakan," tutur Azman.
Baca Juga:Indah Tak Bercela, Ini 4 Masjid dengan Arsitektur Unik di Yogyakarta
Tak dimungkiri memang geliat aktivitas di tengah masyarakat mulai terlihat. Meski belum ada kepastian penurunan kasus Covid-19 sejumlah pusat perbelanjaan bahkan toko-toko mulai dipadati pengunjung. Ironisnya masyarakat tak acuh terhadap physical distancing yang bisa menimbulkan penularan.
Azman mengaku masjid-masjid belum banyak dibuka, termasuk masjid Gedhe Kauman Yogyakarta. Ia meyakini akan ada masanya pandemi berakhir dan aktivitas di masjid berjalan normal lagi.
"Kita harus menjaga kesehatan bersama, sehingga ini penting agar penyebaran virus bisa diminimalisir. Sebelumnya sempat jamaah atau takmir berencana salat tarawih sendiri di masjid. Namun saya sampaikan bukan karena sedikitnya orang, namun kita tetap harus menjaga jarak. Karena virus ini tak terlihat pandangan mata. JIka kita sabar ada saatnya berakhir juga (wabah virus)," jelas dia.
Azman pun mengaku sangat rindu situasi dan kondisi di Masjid Kauman bisa kembali seperti sedia kala. Ia berharap pandemi ini bisa segera berakhir agar para jamaah bisa kembali meramaikan masjid.
"Harapannya sama, pandemi ini segera berakhir. Keadaan darurat itu bisa dilewati, masjid segera ramai kembali. Saya melihat ada hal yang lebih luar biasa dari kegiatan salat idul fitri di sini, ketika masjid dibuka ada rasa yang hebat yang tak bisa kami ungkapkan. Karena seluruh jamaah sudah merindukan masjid ini," jelasnya.
Baca Juga:Bhinneka Life Pasok APD ke RSUD Panembahan Senopati Yogyakarta
Azman menuturkan, saat masjid sudah kembali dibuka, takmir beserta jamaah bertekad akan melakukan sujud syukur di serambi masjid. Hal itu sebagai bentuk rasa syukur bisa kembali ke rumah Allah dan menang melawan virus itu.