Muncul Mutasi Corona Baru, Penularannya 10 Kali Lebih Cepat dari Covid-19

Dilihat dari bentuknya, virus D614G memiliki jumlah mahkota yang menonjol empat hingga lima kali lebih banyak ketimbang Covid-19.

Galih Priatmojo | Tivan Rahmat
Minggu, 14 Juni 2020 | 11:50 WIB
Muncul Mutasi Corona Baru, Penularannya 10 Kali Lebih Cepat dari Covid-19
[Unsplash/Markus Spiske]

SuaraJogja.id - Serangan mutasi virus Covid-19 saat ini diketahui tengah menghantui kawasan New York, Italia, dan Inggris. Para peneliti menyebutnya sebagai strain virus D614G.

Dalam sebuah penelitian, penularan strain D614G di ketiga wilayah tersebut 10 kali lebih cepat ketimbang SARS-Cov-2 alias Covid-19.

Dilihat dari bentuknya, virus D614G memiliki jumlah mahkota yang menonjol empat hingga lima kali lebih banyak ketimbang Covid-19. Para peneliti berpendapat, banyaknya jumlah tonjolan inilah yang membuat virus lebih cepat menginfeksi sel manusia.

Di sisi lain, karakter seperti ini tidak hanya membuat D614G lebih menular, tetapi juga membuat virus lebih stabil dan ganas ketimbang Covid-19.

Baca Juga:Nyeleneh, Tukang Parkir di Jogja Sambut New Normal Pakai Galon di Kepala

Anehnya, para ilmuwan masih mempertanyakan kenapa D614G hanya mewabah di New York, Italia, dan Inggris, sementara di negara lainnya belum teridentifikasi.

Sebagian ilmuwan berpendapat, D614G hanya menjangkiti wilayah-wilayah dengan angka kematian Covid-19 terbanyak di dunia. Dalam hal ini, Italia, Inggris dan New York City masuk dalam kategori tersebut.

Secara terpisah, hasil penelitian para ilmuwan di Scripps Research telah mengonfirmasi bahwa D614G merupakan Covid-19 yang telah bermutasi sehingga lebih mudah menempel pada reseptor.

"Ya, (penelitian) itu masuk akal. Penelitian ini sangat berkualitas karena sekarang kita mengetahui bahwa virus telah bermutasi dan meluas dengan lebih cepat," kata Profesor Ian Jones, ahli virus di University of Reading di Inggris, sebagaimana dikutip Daily Mail, Minggu (14/6/2020).

Ilustrasi virus corona. [Shutterstock]
Ilustrasi virus corona. [Shutterstock]

Dalam studinya, para peneliti mengisolasi berbagai jenis virus corona yang telah diidentifikasi berdasarkan tanda genetik pasien di seluruh dunia. Mereka kemudian menempatkan masing-masing sampel virus ke dalam semacam wadah mikroskopis untuk menguji seberapa agresif masing-masing strain menyerang sel manusia.

Baca Juga:Budiman Sudjatmiko Bagikan Foto Lawas Tugu Jogja, Warganet Tebak-tebakan

Salah satu strain, yang kemudian dikenal dengan D614G, adalah virus dengan gen yang bermutasi sehingga memberinya lebih banyak protein. Imbasnya, virus bisa lebih cepat menempel pada sel manusia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak