New Normal, Nilai Pancasila Bisa Jadi Acuan Keadilan Perekonomian Desa

Profesor Erani Yustika menyebutkan, bahwa hakikatnya titik tumpu pembangunan perekonomian itu berawal dari desa.

Rendy Adrikni Sadikin | Arendya Nariswari
Rabu, 01 Juli 2020 | 15:18 WIB
New Normal, Nilai Pancasila Bisa Jadi Acuan Keadilan Perekonomian Desa
Profesor Erani Yustika dari FEB UB dalam sesi webinar Kongres Kebudayaan Desa 2020.

SuaraJogja.id - Pandemi COVID-19 belum berlalu, namun demi kepentingan bersama sejumlah langkah dilakukan demi menyikapi tatanan baru atau era new normal.

Perekonomian desa tentu menjadi salah satu sektor yang terdampak adanya COVID-19 ini, maka dari itu dibutuhkan strategi khusus untuk bertahan.

Melalui webinar Kongres Kebudayaan Desa 2020, Profesor Ahmad Erani Yustika selaku dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB), Universitas Brawijaya menyebutkan, bahwa hakikatnya titik tumpu pembangunan itu berawal dari desa.

Berlandaskan pancasila, nila-nilai keadilan serta modal itu sendiri sudah terkandung di dalamnya, dan bisa dijadikan pedoman keadilan perekonomian desa.

Baca Juga:Tips Agar Masyarakat Tertib Protokol Kesehatan Covid-19 Saat New Normal

Profesor Erani Yustika dari FEB UB dalam sesi webinar Kongres Kebudayaan Desa 2020.
Profesor Erani Yustika dari FEB UB dalam sesi webinar Kongres Kebudayaan Desa 2020.

Seperti salah satunya terkandung pada sila keempat yakni berkaitan dengan kerakyatan, di mana setiap masyarakat memiliki hak pengambilan keputusan kepada pekerja, koperasi, akses pendidikan serta keterampilan lainnya.

Profesor Ahmad Erani Yustika menambahkan jika ada prinsip suluh ekonomi desa mulai dari imperatif modal menjadi pandu penciptaan insentif material, kedudukan manusia di atas produksi, ekonomi dirancang sebagai aktivitas ekonomi kolektif, kesahajaan hidup dan hasrat memajukan kesejahteraan publik hingga pemerataan akses atau aset rakyat, maka tidak mungkin tidak terciptanya keadilan bagi masyarakat desa khususnya.

Profesor Erani Yustika dari FEB UB dalam sesi webinar Kongres Kebudayaan Desa 2020.
Profesor Erani Yustika dari FEB UB dalam sesi webinar Kongres Kebudayaan Desa 2020.

"Jika suluh ekonomi ini didukung maka akan tercipta karakter ekonomi desa yang kolektif, negara bisa lebih aktif melakukan pemerataan penguasaan faktor produksi misalnya, kemudian munculnya tindakan partisipatif melalui musyawarah desa," sebut Profesor Erani Yustika melalui webinar KKD sesi 2, Rabu (1/7/2020).

"Pemerintah desa juga harus bisa menyerap nilai-nilai lokal informal institution, misal contohnya saja dulu kita punya jimpitan, lumbung beras dan seterusnya, inilah yang menjadi salah satu kekuatan perekonomian di desa," imbuhnya.

Sekadar informasi, webinar seri 1 Kongres Kebudayaan Desa yang digelar pada Rabu (1/7/2020) berupaya mengumpulkan dan menawarkan ide tatanan baru Indonesia dari desa.

Baca Juga:Memasuki Era New Normal, Permintaan BBM Pertamina Merangkak Naik

Desa sebagai satuan pemerintahan terkecil di Indonesia, dinilai perlu menjadi titik awal untuk merumuskan tata nilai dan tata kehidupan baru dalam bernegara dan bermasyarakat.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak