Jadi Kurir Sepeda Selama Pandemi, Vicky Kantongi Rp200 Ribu dalam Sebulan

Jasa kurir sepeda di Jogja saat ini berkembang pesat. Ada sebanyak 5 sampai 6 start up jasa kurir sepeda yang telah ada.

Galih Priatmojo | M Nurhadi
Selasa, 07 Juli 2020 | 19:34 WIB
Jadi Kurir Sepeda Selama Pandemi, Vicky Kantongi Rp200 Ribu dalam Sebulan
Ilustrasi kurir sepeda di Jogja. [Iqbal Asaputro / SuaraJogja.id]

SuaraJogja.id - Kaus warna abu-abu yang dikenakannya terlihat mulai basah. Sesaat ia kemudian menyandarkan sepeda fixed dan tas warna hitam di sebatang pohon. Sambil menyeka keringat di dahinya, Ardi Iswansyah (33) bercerita baru saja mengirim barang di daerah Tajem, Sleman.

Hari itu, belum sampai tengah hari, ia melalui jasa kurir sepedanya sudah mengantarkan sebanyak tiga order paket barang ke pelanggannya yang tersebar di kawasan Sleman.

Ardi sapaan akrabnya bisa dibilang merupakan pelopor jasa kurir sepeda di Yogyakarta yang meniti sejak 2013 silam. Ia mengaku alasannya untuk membangun usaha jasa kurir sepeda sebetulnya untuk memenuhi kebutuhan dan hobinya bersepeda.

"Saya sendiri membangun usaha ini tahun 2013, awalnya untuk memenuhi kebutuhan bersepeda. Ternyata, sambutan masyarakat Jogja lumayan baik. Kita salah satu kurir yang paling awal berdiri," ujarnya kepada SuaraJogja.id beberapa waktu lalu.

Baca Juga:Mencoba Kabur dari Polisi, Spesialis Jambret di Jogja Dihadiahi Timah Panas

Pemilik jasa kurir sepeda Fixed Courrier ini mengatakan adanya ledakan ojol pada tahun 2013 di Jogja memang sangat mempengaruhi arah dunia kurir sepeda saat itu. Meski begitu, belakangan justru jasa kurir sepeda malah makin berkembang.

Hal ini ditandai dengan munculnya sejumlah start up yang bergerak di bidang jasa kurir sepeda di Jogja.

"Sekarang ini entah gimana malah berkembang lho jasa kurir sepeda itu. Kalau dulu itu cuma ada punyaku sekarang itu mulai bermunculan jasa kurir lainnya di Jogja ada sekitar 5 atau 6 lah sekarang kalau dijumlahkan," terangnya.

Ia menyebut untuk bisa bertahan dengan situasi saat ini di tengah pandemi dan banyaknya layanan serupa yang diberikan ojol, ada trik yang dipakai. Salah satunya yakni memanfaatkan gadged dan media sosial.

"Kalo mengandalkan kecepatan, jelas kita kalah dengan ojol. Apalagi, sekarang lumayan banyak warga Jogja yang mulai lupa dengan kurir sepeda. Jadi, kami sebarkan keberadaan kami lewat medsos, apalagi pangsa pasar kami banyak di antaranya anak muda," jelasnya.

Baca Juga:Terlibat Perdagangan Anak, 3 Wanita Dicokok Polresta Jogja

Ardi mengatakan, kurir sepeda bukanlah pesaing ojol. Melainkan, alternatif jasa pengiriman yang bisa dimanfaatkan masyarakat.

Menyasar kerja sama bareng UMKM lokal, kurir sepeda dan UMKM lokal bisa saling bersinergi guna membentuk hubungan yang saling menguntungkan.

"Jadi, bareng UMKM kita bisa promosikan produk mereka melalui sosmed kami, mereka juga bisa mempromosikan layanan kami melalui media mereka. Jadi saling menguntungkan," kata Ardi.

Dengan alasan inilah ia tak mau mengambil keuntungan berlebih saat mengambil orderan dari UMKM lokal. Ia hanya mematok tarif Rp10 ribu per flat, tanpa ada batasan jarak.

"Biaya per flat dalam ringroad Rp10 ribu, di luar ringroad nambah Rp5 ribu. Kami gak mau memberatkan pelanggan," ujarnya lagi.

Hasil kurir bisa untuk service sepeda

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak