Tak Pernah Mandi, Suroto 10 Tahun Kurung Diri di Kamar Sejak Erupsi Merapi

Sehari-hari, Suroto hanya berdiam diri di kamar yang bersebelahan dengan dapur rumahnya.

Rendy Adrikni Sadikin
Kamis, 09 Juli 2020 | 16:04 WIB
Tak Pernah Mandi, Suroto 10 Tahun Kurung Diri di Kamar Sejak Erupsi Merapi
Ilustrasi

SuaraJogja.id - Suroto tak pernah mandi selama 10 tahun sehingga rambutnya gimbal. Betapa tidak, pria di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, tersebut kurung diri di kamar selama hampir 1 dasawarsa.

Tercatat sebagai warga Dusun Keron, Desa Krogowanan, Kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang, Suroto nekat mengurung diri sejak erupsi Gunung Merapi sekitar 10 tahun lalu.

Sehari-hari, Suroto hanya berdiam diri di kamar yang bersebelahan dengan dapur rumahnya. Dia hanya mengenakan sarung sambil berbaring di dipan beralaskan tikar.

Jika ada yang menjenguk, Suroto menutupi wajahnya dengan tikar maupun sarung. Rambut gimbal yang tidak pernah dikeramasi itu dijadikan bantal saat tidur.

Baca Juga:Jalur Evakuasi 5 Dusun di Lereng Merapi Rusak, Sukatmin Minta Perbaiki

Sebelumnya Suroto hidup normal. Namun sejak erupsi Merapi pada 2010 silam, kehidupannya berubah.

Pria Magelang itu memilih kurung diri di kamar dengan posisi berbaring. Jatah makan yang diberikan ibunya sekitar 3-4 hari sekali tidak dimakan.

“Suroto ini dulunya normal seperti pada orang pada umumnya. Dia termasuk orang yang mempunyai semangat hidup. Semangat bekerja,” terang saudara Suroto, Sujono, seperti dikutip dari Solopos--jaringan Suara.com--, Sabtu (4/7/2020).

Masalah Keluarga

Sujono mengatakan, Suroto berubah gara-gara sering tidak sependapat dengan anggota keluarganya. Buntutnya, dia mengurung diri di kamar selama 10 tahun terakhir.

Baca Juga:Gunung Merapi Menggembung 0,5 Cm per Hari, Warga Soloraya Diminta Waspada

“Penyebab mengurung ini berawal dari tidak sinkron antarkeluarga. Contohnya, Suroto mempunyai impian atau pendapat apa saja terkadang tidak sinkron dengan orang tuanya,” sambung Sujono.

Sujono menambahkan, saat masih bekerja dulu Suroto memberikan uang kepada ibunya untuk ditabung. Setelah terkumpul, uang itu diminta untuk membeli sepeda motor.

Namun, ibunya mengatakan uang tabungan itu telah habis untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari. Sejak saat itulah Suroto depresi hingga sempat melakukan aksi kriminalitas.

"Uang sudah habis dipakai hidup. Mulai saat itu, dia depresi sejak tahun 2003. Kemudian, bergejolak kayak stres, pernah melakukan aksi kriminalitas masuk penjara. Pertamanya mengurung sekitar dua tahun, terus bangun lagi bekerja seperti orang umumnya. Akhirnya, tahun 2010 setelah erupsi Merapi mulai dia tertidur lagi sampai sekarang,” sambung Sujono.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini