Tak hanya kedua warga Dusun Ngancar dan Kalitengah Lor saja yang mengeluh dengan jalur evakuasi yang belum sepenuhnya baik. Warga Dukuh Srunen, Sukatmin sebelumnya sempat mengajukan perbaikan pada 2018 hingga 2019. Namun hingga saat ini, perbaikan belum sepenuhnya selesai.
"Ada dusun Glagahmalang, Singlar, Srunen, Kalitengah Kidul dan Lor yang dekat dengan jalur rusak itu. Bila diperbaiki, kami rasa evakuasi akan lebih mudah. Jadi tidak hanya satu jalur (Jalan Kikis) saja, ada jalan lain untuk memudahkan evakuasi jika benar-benar Merapi erupsi," ungkap Sukatmin saat ditemui di Balaidesa Glagaharjo, Kamis (9/7/2020).
Sukatmin yang pada waktu itu bersama Dukuh Kalitengah Lor, Suwondo menunjukkan kami keadaan jalur yang tak bisa dilintasi kendaraan pribadi. Jalur Bronggang-Klangon sendiri kerap menjadi jalur penambangan yang biasa dilintasi truk bermuatan pasir. Ia mengatakan, pihak desa sudah membenahi jalan sepanjang satu kilometer. Perbaikan sendiri menggunakan swadaya desa.
"Dari desa hanya bisa membenahi lebih kurang satu kilometer. Jadi ada sisa dua kilometer yang masih rusak. Pengajuan perbaikan sudah kami kirimkan ke Pemkab Sleman mulai 2018, 2019 dan terakhir 2020 ini. Tapi hal itu selalu mundur, bahkan saat muncul wabah Covid-19, perbaikannya tidak bisa dipastikan kapan," kata dia.
Baca Juga:Menginap di Hotel dengan Istri, Pria Asal Sleman Mendadak Tewas
Sukatmin tidak memungkiri jika aktivitas penambangan akan tetap berjalan sebelum ada pernyataan Merapi siaga atau dalam keadaan bahaya. Ia mengamini bahwa penambangan tak bisa serta merta dihentikan. Kendati begitu, akses jalan masyarakat yang masih kurang dapat menjadi perhatian pemerintah.
“Jika dilihat sudah bukan lubang lagi, tapi jalannanya hancur. Memang sebagian jala sudah diaspal, tapi masih ada sisa jalan untuk menuju Balaidesa belum diperbaiki. Jika memang kondisi merapi saat ini harus diwaspadai, setidaknya jalur masyarakat segera diperbaiki. Saat ini kami hanya bisa melintasi Jalan Kikis yang berbatasan dengan Klaten dan Sleman,” terang dia.
BPBD Sleman siapkan 17 jalur evakuasi di lereng Merapi
Tepisah, Kepala Bidang Logistik dan Kedaruratan BPBD Sleman, Makwan menjelaskan dari perencanaan kontingensi erupsi Gunung Merapi Tahun 2020, terdapat 7 desa dari tiga kecamatan yang cukup terdampak ketika Merapi erupsi.
Dari tujuh desa tersebut terdapat sekitar 16.084 jiwa dan ternak sebanyak 7.265 ekor yang tinggal serta terbagi di 24 Dusun.
Baca Juga:Kecelakaan di Sleman Tewaskan 1 Orang, Polisi Sebut Korban Tak Kantongi SIM
Tiga kecamatan tersebut antara lain, Kecamatan Turi yang terdiri dari desa Girikerto dan Wonokerto. Kecamatan Pakem terdiri dari desa Purwobinangun dan Hargobinangun. Kecamatan Cangkringan yang terdiri dari desa Umbulharjo, Kepuharjo dan Glagaharjo.