Jadi Korban Klitih, Muharom Dibacok Lalu Ponselnya Dirampas

Muharom mendapat 38 jahitan di bagian perut akibat sabetan benda tajam di bagian perutnya.

Galih Priatmojo
Minggu, 23 Agustus 2020 | 16:22 WIB
Jadi Korban Klitih, Muharom Dibacok Lalu Ponselnya Dirampas
Kondisi perut Muharom mendapatkan 38 jahitan usai diserang empat orang tak dikenal, Minggu (23/8/2020). [Kontributor / Julianto]

SuaraJogja.id - Pelajar Kelas 11 SMK 2 Muhammadiyah Wonosari, Muharom Puji Nugroho (16) kini lebih banyak berbaring di rumah. Ia harus menjalani perawatan di rumahnya di Padukuhan Nogosari 1, RT 05/RW 01, Kalurahan Bandung Kepanewonan Playen Gunungkidul akibat luka bacok yang dideritanya.

Anak kedua dari Sukardi (63) ini menjadi korban Klitih pada hari Sabtu (22/8/2020) dinihari. Perut sebelah kanannya terpaksa mendapat 38 jahitan usai dibacok oleh 4 orang tak dikenal, Sabtu (22/8/2020) sekitar pukul 02.30 WIB. Beruntung luka bacok tersebut tak sampai merenggut nyawanya.

Selain menderita luka bacok sekitar 30 cm, pelajar ini juga harus kehilangan ponselnya karena dirampas oleh 4 orang yang telah melukainya tersebut. Padahal, ponsel bekas yang baru ia dapat dari orangtuanya sebulan lalu tersebut sehari-hari untuk mengerjakan tugas dan mengikuti pembelajaran jarak jauh dari sekolahnya.

"Sementara saya ijin dulu ke sekolah melalui teman-teman. Ndak tahu nanti belajarnya seperti apa,"ujarnya, Minggu (23/8/2020) saat ditemui di rumahnya.

Baca Juga:Sulit Dideteksi, Penyebab ASN Gunungkidul Terpapar Covid-19 Masih Misterius

Peristiwa tersebut bermula ketika dirinya hendak mengantarkan dua temannya yang kebetulan nongkrong di rumahnya. Dua orang temannya tersebut rumahnya berseberangan di mana ada yang ke arah utara dan ke arah selatan. Berboncengan bertiga, Nugroho mengantarkan temannya ke arah utara terlebih dahulu sebelum rencananya nanti akan ke selatan.

Namun tiba di Toko Podjok di Kalurahan Logandeng, sekitar pukul 01.00 WIB ketiganya nongkrong untuk menumpang wifi dan bermain game. Sekira Pukul 02.20 WIB, ada sebuah mobil menghampiri mereka dan meminta salah seorang teman Nugroho untuk mengantarkannya ke sebuah ATM.

Sepeninggal mereka, Nugroho hanya nongkrong berdua dengan temannya. Tiba datang 4 orang berboncengan mengendarai 2 sepeda motor Vario Putih biru dan Beat biru putih menghampiri mereka. Keempat orang tersebut bertanya kepada Nugroho dan temannya arah ke Yogyakarta. Setelah diberi petunjuk, keempat orang tersebut langsung pergi ke arah Jogja.

"Tetapi sekitar 100 meter atau sampai di depan SMA itu mereka putat balik lagi menghampiri saya dan teman saya,"cerita Nugroho.

Dua orang pengendara motor itu turun dan bermaksud meminjam ponsel korban untuk teathring. Korban yang ragu tak kunjung meminjamkan HPnya namun tiba-tiba pemuda yang menggunakan jaket jeans mengambil senjata dari balik jaketny dan mengayunkannya ke arah korban. 

Baca Juga:NasDem Resmi Usung Wabup Immawan Wahyudi di Pilkada Gunungkidul 2020

Korbanpun tersungkur dan keempat pelaku melarikan diri ke arah Yogyakarta. Korban lantas meminta tolong dan kebetulan orang yang meminta rekannya diantarkan ke ATM datang dan membawanya ke rumah sakit Nur Rohmah. Korban lantas mendapatkan perawatan di rumah sakit dan rekan korban melapor ke polisi.

"Orangnya ada 4, pakai masker semua. 3 pakai jaket hoody dan 1 pakai jaket jeans. Ndak tahu hanya HP yang diambil, padahal motor saya di dekat situ dan kuncinya masih tertancap. Kalau senjatanya kayaknya cutter,"ungkapnya.

Pelajar ini mengaku tidak tahu siapa yang telah melukainya karena selama ini merasa tidak memiliki musuh. Ia menduga pelaku tersebut adalah orang yang tidak menyukainya. Ia juga tidak ingat ciri-ciri fisik dari para pelaku karena mengenakan helm serta bermasker.

Sementara itu, Sukardi mengatakan, saat mendengar kejadian tersebut ia tengah tertidur. Ia sendiri terkejut ketika mendapat kabar anaknya berada di rumah sakit karena menderita luka bacok. Saat pertama kali di rumah sakit, kejadian tersebut belum dilaporkan ke polisi karena memang tidak ada yang menunggui anaknya.

Saat kejadian, pihak rumah sakit menawarkan untuk menggunakan BPJS Kesehatan. Namun karena ia pikir akan ribet urusannya, maka ia akhirnya memutuskan untuk membayar sendiri biaya rumah sakit. Saat itu, ia harus merogoh kocek Rp 1,1 juta untuk membiayai anaknya yang berada di IGD.

"Soal HP saya masih belum tahu gimana. Wong itu belum lama belinya. Seken lagi, padahal pas beli saya harus banting tulang bener,"keluh lelaki yang berprofesi sebagai petani tersebut.

Sementara itu, Kapolsek Playen AKP Hajar Wahyudi mengaku jika kasus tersebut sudah diambil Polres Gunungkidul. Ia mendengar jika sudah ada pelaku yang berhasil diamankan. Untuk lebih jelas awak media diminta untuk menanyakan langsung ke pihak Polres Gunungkidul.

Namun hingga berita ini ditulis belum ada respon dari pihak Polres Gunungkidul. Pesan singkat melalui WA nomor pribadi Kasat Reskrim Gunungkidul AKP Ryan Permana belum dibalas. Bahkan ketika media ini mencoba menghubunginya juga belum ada respon.

Kontributor : Julianto

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak