Cilik tapi Berani! KetjilBergerak Warnai Jogja dengan Seni dan Berbagi

KetjilBergerak, komunitas di Jogja yang memiliki program bermanfaat bagi sesama.

Dany Garjito | Hernawan
Selasa, 01 September 2020 | 17:45 WIB
Cilik tapi Berani! KetjilBergerak Warnai Jogja dengan Seni dan Berbagi
KetjilBergerak. (SuaraJogja.id/Hernawan)

SuaraJogja.id - Siapa saja yang muda, kreatif, berani dan berdikari adalah KetjilBergerak. Walaupun kecil, tapi tetap harus bergerak.

Menjadi bermanfaat adalah impian sejuta orang. Begitu pula dengan Greg Sindana, Invani Lela Herliana, dan kawan-kawan Komunitas KetjilBergerak. Melalui berbagai kegiatannya, komunitas di Jogja bernama KetjilBergerak ini menebar kebaikan dan kebermanfaatan bagi sesama.

Sejarah KetjilBergerak

Cikal bakal berdirinya Komunitas KetjilBergerak bermula sejak tahun 2005. Kala itu, Greg Sindana dan Invani Lela Herliana selaku pendiri KetjilBergerak masih berstatus sebagai Mahasiswa Keguruan Universitas Sanata Dharma. Sebagai seorang mahasiswa sekaligus calon pendidik bagi generasi berikutnya, Greg mengaku diselimuti keresahan.

Baca Juga:Belajar dari Sahabat Cempluk, Lupus Bukanlah Halangan untuk Terus Berjuang

“Awalnya kami dulu punya keresahan. Semakin giat belajar di kelas, kok kami malah merasa makin jauh dari masyarakat dan segudang realitanya. Padahal kan mahasiswa harusnya membantu menyelesaikan masalah yang ada di masyarakat,” ungkap Greg saat berbincang-bincang bersama SuaraJogja.id, Selasa (24/8/2020).

Greg Sindana, Founder KetjilBergerak.
Greg Sindana, Founder KetjilBergerak. (SuaraJogja.id/Hernawan)

Berangkat dari keserahannya tersebut, Greg bersama kawan-kawannya mulai menggagas berbagai ide kegiatan. Mereka awalnya membuat sebuah zine sederhana yang diberi nama KetjilBergerak. Zine yang berisi aspirasi mereka ini disebar ke berbagai titik strategis, biasanya di lokasi yang biasa dijadikan tempat nongkrong mahasiswa.

Program pembuatan zine memang tidak berlangsung lama. Zine hanya terbit sebanyak lima edisi saja. Namun, zine inilah yang menjadi awal mula nafas pergerakan muncul secara lebih signifikan. Nama “KetjilBergerak” yang semula dipakai untuk menyebut zine ini hingga kini terus dipertahankan.

Kepada SuaraJogja.id, Greg menuturkan bahwa ia sempat kehabisan ide. Oleh sebab itu, ia lantas berjejaring dengan rekan lintas fakultas dan membentuk kelompok diskusi. Dalam kelompok diskusi tersebut, mereka membicarakan tentang solusi dari berbagai permasalahan di masyarakat.

Kita brainstorming, dari situ mulai banyak masukan mengenai kegelisahan bersama. Kita sebagai seorang mahasiswa memang susah terhubung dengan masyarakat. Bagaimana bisa kita sebagai mahasiswa ikut menciptakan solusi bersama masyarakat, wong paham permasalahan masyarakat saja tidak,” tutur Greg.

Baca Juga:Siasat Edutania Mendongeng di Tengah Pandemi, dari Panggung ke Youtube

Dari situ, Greg dan kelompoknya mulai membuat sebuah pameran lukisan sederhana bertajuk “Ikonisasi Kardus”. Sejak saat itu, KetjilBergerak semakin masif menggunakan seni sebagai media pergerakan mereka.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini

Tampilkan lebih banyak