"Pengaruh tidak terlalu besar [bagi mata pencaharian sehari-hari] menurut saya. Yang lain itu, masih cukup buat makan," ujarnya, dijumpai usai konsultasi publik sesi dua, di Kantor Kalurahan Tirtoadi.
Penyerahan dokumen terkait dengan proyek tol, sudah Sudiran lakukan pada sekitar dua bulan lalu. Sehingga kedatangannya hari ini di kalurahan adalah untuk menandatangani berita acara kerelaan menyerahkan lahannya bagi proyek tol.
"Kalau saya malah senang [jadi warga terdampak], sawah itu hanya setahun sekali panennya, pengairannya kurang baik. Nanti dana [ganti untung] akan digunakan untuk usaha lainnya," tuturnya.
Relokasi makam
Baca Juga:Rekonstruksi Balita Tewas di Sleman, AF Disudut Rokok dan Dipukul Kayu
Sementara itu Lurah Tirtoadi, Sabari berencana akan mencarikan tanah pengganti bagi makam terdampak pembangunan tol.
Ia menjelaskan, sebagai kawasan junction tiga tol (Jogja-Solo, Jogja-Bawen, Jogja-Cilacap), ada empat makam terdampak di kalurahan tersebut. Beberapa di antaranya berstatus Sultan Ground (SG).
Saat ditanyakan terkait SG, akan ditukar guling atau ikut dalam proses ganti untung, Sabari tak dapat berkomentar lebih jauh.
"Untuk rencana pemindahannya, masih mau kami carikan [lahan penggantinya]. Kalau makam yang SG, kembali ke Sultan dulu," ungkapnya.
Kendati demikian, walau Kalurahan akan mencoba mencarikan, pihaknya tetap menunggu keinginan dari warga setempat, sebagai ahli waris makam. Sedangkan teknis pemindahan makam, diserahkan kepada tim proyek.
Baca Juga:Pilkada Sleman, 5 Tim Humas Bawaslu Awasi Puluhan Akun Medsos Paslon
"Kami juga tetap lihat keinginan warga, mau direlokasi atau seperti apa," tandasnya.