Menurut Gayatri yang juga perlu diketahui di daerah subduksi aktif seperti di Sumatra dan Jawa, gempa dengan magnitudo kecil-sedang (<M4) terjadi hampir setiap hari. Dengan begitu, jika ada yang membuat prediksi yang sangat umum, misalnya akan terjadi gempa dengan magnitudo M4 pada daerah sepanjang subduksi Jawa-Sumatra dalam waktu beberapa hari maka belum bisa disebut prediksi tersebut berhasil karena memang pasti terjadi meski tanpa diprediksi.
“Meski begitu studi tentang prediksi gempa bumi ini layak untuk terus dilakukan, sebab jika berhasil akan memberikan kemaslahatan sangat besar bagi kehidupan manusia," terangnya.
Kalau menilik jaringan jalan di sepanjang pantai selatan Jawa yang kebanyakan jalan besar searah dengan pantai maka semestinya ada alur evakuasi berupa jalan yang menjauhi pantai atau menuju area yang tinggi dan memungkinkan untuk menjadi jalur evakuasi masyarakat ketika terjadi gempa dan tsunami, terutama pada area area padat penduduk atau ramai aktifitas manusia.
Pemerintah perlu menyiapkan infrastruktur yang mendukung proses evakuasi baik evakuasi mandiri maupun terkoordinir untuk antisipasi kejadian gempa dan tsunami. Ini perlu dipikirkan dan direncanakan secara jangka panjang, dan berkelanjutan, tidak hanya dalam masa menanggapi isu-isu yang sedang hangat saat ini.
Baca Juga:Hari Pariwisata Sedunia, Bantul Gelar Sendratari di Alam Terbuka
Jika terjadi kepanikan berlebihan pada masyarakat yang bertempat tinggal di daerah yang berjarak ratusan kilometer dari tepi pantai, kata Gayatri, hal ini memperlihatkan proses sosialisasi mengenai adanya potensi bencana di wilayah Indonesia dan bagaimana menyikapinya belum berhasil dengan baik. Kondisi semacam ini tentu menjadi pekerjaan rumah bersama antara akademisi, media massa dan pemerintah untuk terus mengedukasi masyarakat agar senantiasa meningkatkan kewaspaadaan dan tidak panik.
“Penting bagi pemerintah antara lain memasukkan materi kebencanaan dalam kurikulum pendidikan dasar hingga menengah atas, menyusun protokol penanggulangan bencana mulai di tingkat keluarga hingga masyarakat, dan mendukung riset riset yang terkait dengan kebencanaan," ucapnya.
Bagi Gayatri untuk masyarakat Indonesia yang terpenting harus diberikan adalah pengertian bahwa mereka hidup senantiasa berdampingan dengan alam. Selain membawa bencana, tektonik Indonesia yang aktif juga membawa banyak manfaat, antara lain tanah yang subur, pemandangan indah serta berbagai kekayaan alam.
“Dalam menghadapi potensi bencana diharapkan untuk tidak panik, kenali bahaya di lingkungan sekitar dan pelajari cara bagaimana menyelamatkan diri. Ikuti imbauan dan arahan dari sumber yang terpercaya, saring berita yang dibaca dan didengar, serta jangan sungkan bertanya pada yang kompeten di bidangnya jika ada kebingungan agar tidak mudah termakan isu isu yang menyesatkan," pungkasnya.
Baca Juga:Rekor, Jumlah Pasien Sembuh dari Covid-19 di Bantul Capai 32 Orang