SuaraJogja.id - Dinas Pariwisata Kabupaten Bantul menggelar kegiatan pentas budaya berupa sendratari di salah satu destinasi wisata Bantul, yakni Pantai Cemara Sewu, pada Senin (28/9/2020). Agenda ini merupakan bagian dari rangkaian acara untuk memperingati Hari Pariwisata Sedunia (World Tourism Day), yang diperingati setiap 27 September kemarin.
Sekretaris Dinpar Bantul Annihayah mengatakan, dalam acara ini Dinpar Bantul berupaya untuk memberikan semangat juang kepada para pelaku pariwisata agar tetap bisa eksis. Menurutnya, semangat itu harus tetap dijaga dalam rangka pemulihan perekonomian melalui sektor pariwisata serta edukasi kepada masyarakat terkait dengan penerapan protokol di objek wisata.
"Pentas seni budaya ini berpedoman pada adaptasi kebiasaan baru sesuai yang sudah dituangkan dalam program 'Pranatan Anyar Plesiran Jogja' sebagai proses bangkitnya wisata Yogyakarta di tengah pandemi Covid-19, yang sampai sekarang belum berakhir," kata Anni saat ditemui awak media di Pantai Cemara Sewu, Kretek, Bantul.
Anni menjelaskan, Pranatan Anyar Plesiran Jogja juga berisi tata cara masyarakat untuk berkegiatan secara produktif, tidak hanya di objek wisata, tapi juga saat melaksanakan pentas seni atau berada di transportasi umum, hotel, dan lain sebagainya.
Baca Juga:Sekdis Pariwisata Tangsel Positif Covid-19, Kantor Tutup
Menurutnya, kegiatan ini dapat dipegang sebagai pedoman oleh para pelaku seni untuk menunjukkan bahwa di masa pandemi Covid-19 masyarakat tetap bisa berkegiatan asalkan dapat tertib menerapkan protokol kesehatan. Selain itu, kegiatan kali ini juga dalam rangka melestarikan kebudayaan yang ada di DIY, khususnya Bantul.
"Kita melaksanakan pentas seni yang bersumber dari budaya lokal yang ada di sekitar objek wisata itu sendiri," ucapnya.
Anni menyampaikan, pementasan sendratari yang diselenggarakan di Pantai Cemara Sewu kali ini membawakan frgamen tari perjalanan Nyi Roro Kidul. Hal itu sebagai respons atas cerita yang terkenal di Pantai Parangtritis dan sekitarnya dengan Ratu Kidul itu sendiri.
"Cerita besarnya adalah dalam rangka Nyi Roro Kidul membantu Panembahan Senopati untuk mendirikan Kerajaan Mataram. Nanti akan lebih detail kita melihat bagaimana suasana mistis magis yang terbangun ketika dua tokoh ini bertemu," tuturnya.
Anni mengatakan bahwa penyelanggaran pentas budaya ini sudah dilaksanakan dua kali. Pertama bertempat di Gua Selarong dengan tetap mengeksplorasi budaya lokal yang ada di sana. Di Gua Selarong para pelaku wisata mementaskan fragmen tari tentang kepahlawanan Pangeran Diponegoro.
Baca Juga:Banyak Eceng Gondok, Tepi Sungai di Kalinampu Jadi Objek Wisata ala Jepang
Rencananya, pementasan serupa masih akan dilakukan sekali lagi di Pantai Gua Cemara. Pementasan sendratari dari yang pertama hingga yang ketiga ini juga tetap memperhatikan protokol kesehatan, sehingga hanya disaksikan langsung oleh beberapa tamu undangan saja.
"Kita memang masih berhati-hati untuk mengumpulkan massa. Namun agar tetap pementasan ini dapat disaksikan oleh masyarakat banyak, kita juga hadirkan secara live streaming," jelasnya.
Sementara itu sutradara dalam pementasan sendratari ini, Damar Wulan, mengatakan, tidak ada kendala yang terbilang berat dalam pementasan kali ini. Menurutnya, salah satu kendala utama yang dirasakan terkait dengan faktor alam.
"Kendalanya mungkin hanya di angin yang cukup besar. Soalnya kita juga biasanya pentas di panggung, pendopo, dan semacamnya," ujar Damar.
Damar menuturkan bahwa tema besar dalam pementasan kali ini adalah eksotika alam laut selatan. Menurutnya, pemilihan konsep pementasan kali ini sebagai terjamahan pihaknya guna merespons sejarah yang ada.
Salah satu penari yang turut tampil dalam pementasan, Ical Yulianto, mengaku baru kali pertama melakukan pementasan tari di alam terbuka. Menurutnya, hal ini menjadi sesuatu yang unik dan lebih menantang.
"Eksplor pementasan di alam ya baru sekarang ini, tapi justru ini menjadi tantangan baru buat kita," kata Ical.
Perlu diketahui, sendratari kali ini menceritakan secara singkat perjalanan Panembahan Senopati sebelum membangun Kerajaan Mataram, dari mulai bertapa di Sungai Opak hingga akhirnya tiba di Pantai Selatan dan bertemu Ratu Kidul dan mendapatkan wahyu.