Ia menambahkan, sumber lainnya saat ini masih bisa dicari namun sangat sulit. Contohnya anggota Lekra di era ini yang masih hidup, keadaan usia menjadi penghalang untuk memberi kesaksian.
Beruntung memang, rakyat Indonesia masih memiliki satu referensi yakni buku Lekra Tak Membakar Buku yang masih bisa dimanfaatkan. Baskara pun menilai penelitian yang akan mengembangkan sejarah Lekra dapat dimulai dari buku karangan Rhoma dan Gus Muh itu.
Dirinya juga berpendapat bahwa keberanian untuk kembali melanjutkan pembahasan Lekra adalah hal utama pada masa ini. Terlepas dari itu, ada sisi sejarah yang terkesan ditutupi. Masyarakat tinggal menilai untuk mengetahui kebenaran di baliknya.
Liputan khas ini ditulis oleh reporter SuaraJogja.id, Muhammad Ilham Baktora
Baca Juga:Terdampak Tol Jogja, Sebagian Warga Tirtoadi Diminta Relokasi Mandiri