SuaraJogja.id - Pandemi COVID-19 yang mengharuskan kebanyakan orang mengurangi aktivitas di luar rumah, belakangan membuat sebagian merasa jenuh. Untuk membantu anak-anak muda mengalihkan rasa penat mereka, sejumlah dosen Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) mengajak mereka membuat tas tote bag dari baju bekas.
Dosen tersebut tergabung dalam satu tim Pengabdian Masyarakat, terdiri dari Kusminarko, Sugiyem, Kapti, Widihastuti, S.Widarwati dan diketuai oleh Afif Ghurub Bestari.
Berbahan kaso bekas, tote bag yang dibuat oleh mereka, bukan hanya unik melainkan juga memerhatikan aspek lingkungan hidup dengan menganut sistem zero waste.
Afif menjelaskan, tim memberikan pelatihan tersebut kepada sejumlah anak muda yang tinggal di wilayah Berbah, Kabupaten Sleman.
Baca Juga:Pantai Gunungkidul Masuk Risiko Tinggi Tsunami, Ini Kata Staf Ahli PSBA UGM
Bahan yang bisa digunakan dalam pembuatan tote bag ini, mulai dari kemeja, kaos. Bukan hanya menggunakan pakaian sehari-hari yang tak lagi dikenakan, namun juga bisa memanfaatkan limbah garmen.
"Setidaknya, hal ini dapat pula menekan laju pertambahan sampah dan memperpanjang usia manfaat dari pakaian maupun industri pakaian," kata Afif, Minggu (4/10/2020).
Tim Afif menyadari, bahwa saat ini tren 'slow fashion' atau sustainable fashion sedang digandrungi banyak khalayak. Bahkan bukan hanya fashion, saat ini penggunaan tas plastik belanja (kresek) semakin dibatasi, karena adanya peningkatan sampah plastik yang luar biasa.
"Pelatihan pemanfaatan baju bekas untuk tote bag ini dimaksudkan untuk melatih keterampilan para generasi muda, utamanya di masa pandemi COVID-19. Selain itu, pelatihan ini juga diharapkan bisa mengajak generasi muda lebih peduli terhadap lingkungan. Syukur-syukur jika ilmu yang tim berikan dapat juga menambah pemasukan anak muda, dari penjualan produk tersebut," imbuh Afif.
Kontributor : Uli Febriarni
Baca Juga:Detik-detik Densus 88 Geledah Rumah Terduga Teroris di Gunungkidul