Ditanya Butet Kartaredjasa Soal Kesempatan Jabat RI 1, Begini Jawaban Ahok

"Langsung dilakukan pemutihan dosa-dosa lama. Supaya dari rezim ke rezim ini tidak dijadikan ATM," tukasnya.

Galih Priatmojo | Mutiara Rizka Maulina
Senin, 12 Oktober 2020 | 14:08 WIB
Ditanya Butet Kartaredjasa Soal Kesempatan Jabat RI 1, Begini Jawaban Ahok
Ahok bertemu dengan Butet Kartaredjasa di Kebayoran Lama, Jakarta Selatan. - (YouTube/ Butet Kartaredjasa)

"Terus saya masukkan chief auditor executive dari luar. Ini yang banyak mendapatkan temuan-temuan," terangnya.

Ahok selalu percaya dengan teori jika kepalanya lurus, tentu saja bawahnya pasti akan ikut lurus juga. Ia khawatir ada banyak orang-orang idealis di bawah namun mereka mendapatkan tekanan dari pihak di tengah yang menjadi temuan-temuan.

Ia menyebutkan jika dulu ketika orang-orang bawah mendapatkan temuan pasti tidak berani menghilangkan. Namun, saat orang-orang bawah ini ngotot ingin menyuarakan mereka tidak berani karena tidak ada yang memberikan perlindungan.

Di bawah kepemimpinannya, ia memberikan jaminan perlindungan untuk orang-orang yang melakukan aduan. Butet sendiri mengakui pengalaman perjalanan Ahok mulai dari politisi hingga eksekutif di kursi gubernur pernah di jalani.

Baca Juga:Manfaatkan Zoom Meetings, Intip Serunya Pentas Budaya Virtual di Yogyakarta

Butet juga menyebutkan jika Ahok pernah melakukan pertapaan di Mako Brimob. Dengan berbagai pengalaman tersebut, jika Ahok diberi kesempatan untuk duduk di kursi RI 1, hal pertama apa yang akan dilakukan oleh Ahok.

"Langsung dilakukan pemutihan dosa-dosa lama. Supaya dari rezim ke rezim ini tidak dijadikan ATM," tukasnya.

BTP mengaku, sejak dulu ia sampaikan saat ada Pilkada di seluruh Indonesia, perlu adanya pembuktian harta yang dimiliki oleh pejabat yang menduduki kursi kekuasaan. Setelah terpilih, perlu disampaikan kepada masyarakat banyaknya harta yang dimiliki dan sumber harta tersebut.

Ahok bertemu dengan Butet Kartaredjasa di Kebayoran Lama, Jakarta Selatan. - (YouTube/ Butet Kartaredjasa)
Ahok bertemu dengan Butet Kartaredjasa di Kebayoran Lama, Jakarta Selatan. - (YouTube/ Butet Kartaredjasa)

Lihat video percakapan Ahok dan Butet DISINI

Meskipun, jika harta yang dimiliki merupakan uang kotor warisan orangtua. Sebab, bagi Ahok bisa saja anak DPR yang koruptor tidak akan meneruskan jejak ayahnya. Bisa jadi, anak tersebut memiliki hati nurani untuk benar-benar mengabdi kepada masyarakat.

Baca Juga:Kasus Covid-19 di DIY Tambah 35 Pasien Baru, Sleman Masih Terbanyak

Untuk masalah orang-orang yang melakukan dosa terhadap tindak kemanusiaan, Ahok menyebutnya mudah. Yakni, pemerintah tinggal melakukan proses terhadap tindak kejahatan tersebut, agar masyarakat mengetahui siapa yang melakukan tindakan itu dan dari mana hal itu bisa terjadi.

Selanjutnya, tinggal diserahkan kepada pihak berwenang apakah akan memberi pengampunan atau tidak. Hal itu disebut Ahok sebagai rekonsiliasi bangsa Indonesia. Rekonsiliasi sendiri tidak bermakna menutup-nutupi tindak kejahatan. Namun, tindak kejahatan apapun harus tercatat, agar generasi selanjutnya bisa belajar.

"Saya masih bisa jadi presiden, presiden direktur," ujar Ahok bercanda.

Ia mengatakan bahwa ada narasi yang hilang dari bangsa Indonesia, yakni mengenai siapa orang ini. Secara tiba-tiba ia merasa dibuat bukan lagi orang Indonesia. Orang dinilai lupa untuk menjadi sosok yang berguna bagi masyarakat lainnya namun justru sibuk mengurusi keyakinan orang lain.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Lifestyle

Terkini

Tampilkan lebih banyak