SuaraJogja.id - Sebuah rumah hunian di Beran Kidul RT 06 RW26, Tridadi, Sleman dilalap si jago merah. Akibat peristiwa itu, satu korban meninggal dunia.
Kepala Seksi (Kasi) Operasional dan Investigasi Kebakaran Bidang Pemadam Kebakaran Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Sleman Suwandi mengatakan, kebakaran terjadi pada Minggu (8/11/2020) sekitar pukul 02.20 WIB.
Peristiwa pada dini hari itu dilaporkan tetangga korban yang datang langsung ke Mako Damkar Sleman pada sekitar pukul 02.30 WIB.
"Korban seorang laki-laki, yakni Wiknyo Dalil, usia 96 tahun," kata dia, Minggu pagi.
Baca Juga:Warga Lereng Gunung Merapi Mengungsi Secara Mandiri
"Sekitar pukul 02.20 WIB, anak korban bernama Sugi Budi Raharjo, yang berada di depan rumah, melihat api sudah membesar, di bagian belakang [kamar tengah], kemudian minta tolong warga dan menelepon pemadam," imbuhnya.
Warga Sekitar, Widia Astuti, mengatakan, korban, yaitu Wiknyo Dalil, meninggal dunia karena saat kejadian ia sedang berada di dalam rumah. Tak ayal, ia ikut terbakar bersama rumah dan harta bendanya tersebut.
Sekitar pukul 04.20 WIB warga dan tim dari Damkar serta pihak terkait lainnya masih melakukan evakuasi atas kejadian tersebut, tambah Widia.
"Info didapatkan dari Mas Arif, tetangga di sebelah rumahnya. Karena [bagian rumahnya] ikut terbakar sebagian," ungkapnya, Minggu pagi.
Menurut sepengetahuan Widia, api di kediaman korban sudah membesar sejak pukul 03.00 WIB dini hari.
Baca Juga:Tinjau Barak Pengungsian di Glagaharjo, Bupati Sleman: Belum Perlu Rapid
"Anaknya pulang mau menolong, tapi tidak bisa, karena api membesar. Sempat terdengar dari dalam, suara Mbah Dalil minta tolong," kata dia.
Dari lokasi kejadian, terlihat api sempat membakar salah satu bagian rumah tetangga mereka, tepatnya di salah satu sisi bangunan lantai 2.
Sedangkan di bagian belakang rumah korban, terdapat sejumlah bagian dahan pohon milik tetangga yang lain, yang terlihat bekas terbakar.
Seorang warga RT 05, Sudinah, menjelaskan, ia sempat melihat kobaran api dari arah sekitar kediaman korban pada sekitar pukul 02.00 WIB lebih.
"Saya buka jendela, api sudah tinggi dan besar. Setahu kami, kebakaran diduga korsleting listrik," kata dia, ditemui di lokasi kejadian, Minggu pagi.
"Mbah Dalil sempat minta tolong dan mengetuk pintu," tambahnya.
Korban punya kebiasaan membuat api unggun di dalam rumah
Kapolsek Sleman AKP Irwiyantoro mengatakan, Polsek Sleman dalam hal ini Kanit Reskrim Polsek Sleman Iptu Eko Haryanto, mendapat laporan adanya kebakaran tersebut lewat telepon dari seorang warga setempat. Saat itu sekitar pukul 03.00 WIB.
"Menindaklanjuti informasi tersebut, pihaknya bersama 4 personel Sabhara, 3 personel Reskrim, dan 1 personel Intelkam mendatangi TKP," ujarnya, Minggu.
Sesampainya di TKP, datang pula petugas Damkar Sleman dengan unit Mobil Pemadam serta Petugas PMI Sleman dengan Unit Mobil Ambulance PMI.
"Dari olah TKP, diperoleh keterangan bahwa semula saksi melihat api dan arah kamar tengah dengan dinding penyekatnya terbuat dari anyaman bambu," terangnya.
Ia menambahkan, saat kejadian itu yang berada di dalam rumah hanya Wigyo Hardiwoyono alias Dalil dengan posisi berada di kamar samping timur selatan. Sementara, istri korban, yaitu Suginem, tak berada di rumah karena bekerja sebagai karyawan katering.
Anak mereka, yakni Sugi Budi Raharjo, yang merupakan penyandang disabilitas mental, berada di depan rumah, sedang bermain bersama temannya dari pedukuhan yang sama dan berusia rerata di bawah 10 tahun.
"Api dari arah kamar tengah membesar membakar seluruh rumah. Bahkan menjalar membakar jendela dan pintu samping rumah milik Hartono, tetangga yang rumahnya terletak di selatan rumah korban," imbuhnya.
Korban tidak dapat menyelamatkan diri dari kobaran api karena dalam kesehariannya ia sudah pikun dan beraktivitas menggunakan bantuan tongkat.
"Setelah api berhasil dipadamkan oleh petugas Damkar Sleman, diketahui korban dalam kondisi ikut terbakar dan meninggal dunia," ungkapnya.
Selanjutnya, setelah datang Unit Inafis Polres Sleman dan melakukan olah TKP, jenazah korban dibawa ke RS Bhayangkara oleh petugas PMI Sleman.
Selain korban jiwa, terdapat kerugian sekitar Rp100 juta.
"Informasi lain yang didapat petugas, dalam kesehariannya penghuni rumah menggunakan kayu bakar untuk memasak. Serta, Bapak Wignyo Hardiwoyono mempunyai kebiasaan membuat api unggun di malam hari, untuk menghangatkan ruangan," tandasnya.
Anggota Tagana Dinas Sosial Sleman Yasin mengungkapkan, dari pengecekan di lokasi, diduga adanya dua tabung gas LPG yang berada di rumah tersebut, ikut memperbesar kobaran api.
"Sebagian besar bagian rumah yang terbakar juga terbuat dari gedek (anyaman bambu)," ucapnya.
Kontributor : Uli Febriarni