"Pergi sampai ke Jawa kayaknya ya? Makanya ngomong logatnya Jawa," sahut Dedi Mulyadi, dibenarkan Akbar.
Akbar mengungkapkan, saat itu ia melakukan perjalanan tanpa tujuan hingga sampai ke Bantul dengan berjalan kaki dan terkadang menumpang mobil bak terbuka.
"Nah habis itu di Bantul cari rongsok lagi," tutur Akbar.
Setelah itu, dari Bantul Akbar mengaku kembali ke Jakarta dengan berjalan kaki sambil memulung. Uang yang dia kumpulkan dipakainya untuk membeli makan. Sedangkan untuk tidur, Akbar selalu singgah di masjid.
Baca Juga:Syekh Ali Jaber Ajak Umrah Bocah Pemulung Viral yang Baca Alquran
Melintasi Karawang, Akbar membutuhkan waktu sekitar satu bulan saat itu untuk sampai ke Jakarta.
"Kamu sakti banget ya," komentar Dedi Mulyadi sambil tertawa heran.
Sesampainya di Jakarta, tepatnya di Jatinegara, Akbar pun melanjutkan kegiatannya sebagai pemulung. Dari cerita itu, Dedi Mulyadi kemudian menyadari mengapa di awal pertemuannya Akbar sempat menngungkapkan cita-citanya membangun pondok pesantren (ponpes) di Jatinegara.
Setelah dari Jakarta, Akbar melanjutkan perjalanan ke Bandung selama dua minggu dengan menumpang mobil bak terbuka.
Merendahkan volume suaranya dengan intonasi yang lebih lembut, Dedi Mulyadi pun menghadap ke kamera dan berbicara, "Ibunya ya, [jika] melihat tayangan ini, ini anaknya. Barangkali masih ingat dan menyayanginya, mohon ditemui."
Baca Juga:Menangis, Syekh Ali Jaber Ingin Jadikan Akbar Bocah Pemulung Imam Besar
Ia lalu mengatakan pada Akbar untuk menginap dulu di rumahnya dan mengajar anak-anak mengaji saat Magrib, kemudian salat Subuh.