Dari Film Jadi Sarana Edukasi, Ini Kisah Inspiratif Komunitas Malam Museum

Setiap event diadakan dengan cara kekinian, begini kisah di balik serunya Komunitas Malam Museum di Yogyakarta.

Arendya Nariswari | Hiromi Kyuna
Jum'at, 13 November 2020 | 15:00 WIB
Dari Film Jadi Sarana Edukasi, Ini Kisah Inspiratif Komunitas Malam Museum
Erwin Djunaedi, pendiri Komunitas Malam Museum saat selfie bersama para peserta. (Suara/Hiromi)

SuaraJogja.id - Seiring berjalannya waktu, kini sejumlah komunitas dengan ciri khasnya yang menarik mulai bermunculan. Salah satunya yang cukup menarik perhatian kami ialah Komunitas Malam Museum

Komunitas Malam Museum adalah salah satu komunitas edukatif sejarah di Yogyakarta. Museum ini sudah berdiri sejak 2012 dan aktif melakukan kegiatan di sejumlah museum yang ada di Yogyakarta.

Malam Museum hadir dengan keseruan berbeda dari  aktivitas di museum pada umumnya.

Bila biasanya saat berkunjung ke museum, masyarakat hanya akan melihat dan membaca penjelasan saja, di komunitas ini akan diedukasi secara lebih interaktif dan tentunya tidak membosankan.

Baca Juga:Waspadai Bahaya Lahar Dingin, BPBD Kota Yogyakarta Tingkatkan Kesiapsiagaan

Peserta Malam Museum tampak antusias mendengarkan penjelasan dari Erwin Djunaedi. (Suara/Hiromi)
Peserta Malam Museum tampak antusias mendengarkan penjelasan dari Erwin Djunaedi. (Suara/Hiromi)

Sesuai namanya, salah satu kegiatan komunitas ini adalah mengajak masyarakat untuk menjelajahi museum di malam hari. Kegiatan ini dinamakan Jelajah Malam Museum.

Jangan berfikir ini akan jadi wisata horor, karena di sini semua partisipan akan merasakan pengalaman seru yang edukatif tentang sejarah.

Beberapa ruangan museum yang biasanya tak dibuka untuk umum pun akan dibuka pada kegiatan eksternal komunitas ini, seperti ruangan

Awal berdiri

Malam museum awalnya adalah sebuah Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) Universitas Gadjah Mada (UGM). PKM ini dijalankan oleh 4 mahasiswa jurusan Ilmu Sejarah dan 1 Mahasiswa Ilmu Pariwisata.

Baca Juga:Grace Batubara Kunjungi Yogyakarta dan Serahkan Bantuan Sosial

Namun, saat ini pendiri Malam Museum hanya tersisa satu orang yaitu Erwin Djunaedi. Erwin bercerita saat awal didirikan, kegiatan yang dilakukan Malam Museum bersifat berbayar.

"Karena ini kan awalnya PKM ya. Jadi diharuskan untuk mendapat profit. Tapi sekarang karena kita sudah jadi komunitas maka kegiatan kita sudah tidak berbayar alias nonprofit," ucap Erwin kepada Suara.com.

Erwin mengatakan, untuk kegiatan ini bersifat gratis namun menerima donasi.

Ide awal Malam Museum muncul karena 5 orang mahasiswa penggagas ini hobi jalan-jalan. Mereka pun terinspirasi dari film Night at Museum yang pertama kali rilis pada 2006.

Kesulitan pertama yang mereka hadapi adalah mencari museum yang buka di malam hari. Hal ini karena kebanyakan museum hanya buka saat pagi hingga sore hari.

Setelah mencari, Museum Benteng Vredeburg bersedia untuk menyediakan lokasi kegiatan ini.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Lifestyle

Terkini

Tampilkan lebih banyak