Ulang Tahun ke 59, Butet Kartaredjasa Sempat Khawatir Hadapi Bulan November

Tanggal 21 bagi Butet adalah garis finish untuk bulan November yang menakutkan.

Galih Priatmojo | Mutiara Rizka Maulina
Selasa, 24 November 2020 | 13:24 WIB
Ulang Tahun ke 59, Butet Kartaredjasa Sempat Khawatir Hadapi Bulan November
Butet Kartaredjasa dan Kill The Dj berbincang bersama di hostel miliknya. (Youtube/ButetKartaredjasa)

SuaraJogja.id - Seniman Butet Kartaredjasa baru saja merayakan ulang tahunnya yang ke 59. Dalam momen tersebut, rapper asal Yogyakarta Marzuki Muhammad sengaja membajak kanal YouTube Butet untuk mengulik pengalaman hidup pria yang lahir dalam keluarga seniman tersebut.

Butet mengaku bahwa sejak awal bulan ia sudah merasakan ketegangan. Bulan lahirnya jatuh pada November bersamaan dengan bulan kepergiann adiknya, Djaduk Ferianto. Dalam bulan tersebut juga, beberapa seniman hebat Indonesia kembali kepada yang Maha Kuasa.

"Dan saya cemas, saya bilang November drawasi dan saya ketar-ketir. Kira-kira aku nyampai gak di usia hari ini," terang Butet.

Pria kelahiran 21 November 1961 tersebut khawatir ketika memasuki bulan November. Banyaknya seniman yang berpulang pada bulan tersebut membuat Butet takut jika ia tidak bisa menyentuh usia 59 tahun. Karenanya, dalam usia kepala 5 yang saat ini ia duduki, Butet merasa bersyukur.

Baca Juga:Lama Disembunyikan, Butet Unggah Peristiwa Sesaat Djaduk Ferianto Wafat

Tanggal 21 bagi Butet adalah garis finish untuk bulan November yang menakutkan. Di usianya saat ini, Butet mengaku bersyukur jika ia masih bisa menginjak usia ke 60 tahun depan. Butet memiliki stimulus untuk meninggal usia 60 tahun seperti usia kepergian seorang seniman lainnya.

Sejak usia 40 tahun, Butet selalu memiliki stimulus hingga usia berapa ia diperkirakan hidup. Stimulus itu ia gunakan sebagai pengingat agar terus berbuat baik di sisa usianya. Untuk mimpi-mimpi pribadinya, Butet menganggap hal itu sudah terselesaikan di usia menuju 60 tahun ini.

"Sekarang saya tinggal merawat, memperkembangkan, dan memberikan kesempatan untuk anak-anak muda seluas-luasnya untuk pertumbuhan," ujar Butet.

Tidak lupa, Butet juga ingin berbagai seluas-luasnya atas apa yang dimilikinya. Butet ingin mempelajari mengenai keterbatasan. Di usianya tersebut, Kill The Dj membuka fakta bahwa Butet baru saja mencoba mulai mengkonsumsi minuman keras. Marzuki menyebutkan bahwa Butet merupakan sosok yang eksploratif dalam hal kuliner.

Diakui Butet jika ia sebenarnya bukanlah orang yang senang mengkonsumsi miras. Hingga dalam masa pandemi Butet kedatangan seorang tamu yang membawa dua botol miras dengan botol lucu dan isi yang aneh. Setelah dicoba, Butet mengakui jika minuman memabukkan itu cukup enak. Akhirnya ia mulai mengkoleksi beberapa botol miras.

Baca Juga:Punya Resep Khusus, Butet Beberkan Warung Tongseng Langganan para Seniman

Namun, Butet juga memiliki syarat yakni untuk mencampur minuman itu dengan beberapa komposisi lainnya. Hal itu dilakukan agar kadar alkoholnya menurun. Sehingga untuk mengkonsumsi 3 hingga 4 gelas tidak akan menyebabkan seseorang mabuk. Peraturan itu juga ia terapkan kepada orang-orang yang berkunjung ke rumahnya.

"Ini minuman priyayi. Jadi ramai cekakakan tapi tidak mabuk," imbuhnya.

Menurut Butet, mengkonsumsi miras juga memiliki teori dari sisi kesehatan. Sebagai pasien yang pernah didiagnosa menderita diabetes, Butet mengaku terkadang darahnya mengental dan membutuhkan badan yang hangat. Sehingga kehadiran alkohol bisa menjadi alternatif untuk mengatasi teori kesehatannya itu.

Butet Kartaredjasa dan Kill The Dj berbincang bersama di hostel miliknya. (Youtube/ButetKartaredjasa)
Butet Kartaredjasa dan Kill The Dj berbincang bersama di hostel miliknya. (Youtube/ButetKartaredjasa)

Lihat obrolan seru dua seniman Jogja DISINI

Bagi Butet, hidup hanyalah menunggu mati. Sambil menunggu ajal, ia bisa mengisi dengan kegiatan bersenang-senang bersama teman. Bersyukur jika lantas kegiatan itu bisa memberikan manfaat termasuk dalam sektor ekonomi di kehidupannya.

Di era digital ini, mulai muncul generasi muda yang mudah viral di media sosial namun juga mudah menghilang begitu saja. Berbeda dengan jaman Butet yang penuh perjuangan untuk bisa dikenal namun akhirnya juga sulit dilupakan penonton. Butet memiliki pesan tersendiri untuk generasi muda.

"Jangan menyerah untuk berubah, dan menyangka masa lalu adalah pusat kebenaran harus berubah," imbuhnya.

Saat ini, masyarakat tengah berada di masa kegembiraan era digital. Karenanya, masyarakat biasa mengkonsumsi semua produk yang disajikan di platform digital. Namun, kelak ketika masyarakat sudah mulai teredukasi dengan dunia digital, masyarakat akan mulai melakukan seleksi terhadap konsumsi konten digital.

Untuk persoalan masa depan, Butet berpendapat tidak masalah untuk generasi tua belajar kepada generasi muda. Menurutnya, ilmu bisa didapatkan dari siapapun yang ditemui. Mulai rutin berkarya di YouTube, Butet mengaku senang bisa ikut bermanfaat mengangkat beberapa usaha masyarakat.

Pada Bulan Mei lalu, Butet sempat terfikir untuk membantu para pekerja seni yang kehilangan pekerjaan akibat pandemi. Bekerjasama dengan Dirjen Kebudayaan, Butet mengatur kegiatan belajar mengajar dari seniman-seniman senior untuk anak-anak sekolah di tingkat SMP dan SMA.

Dari langkah itu, Butet mengaku senang karena para pekerja seni itu bisa kembali meraup pundi-pundi rupiah. Selanjutnya, ia juga senang karena bisa memberikan pengetahuan kesenian kepada generasi muda. Terakhir, Butet bersyukur karena bisa mendokumentasikan pemikiran seniman-seniman senior.

Sejak diunggah Senin (23/11/2020), video itu sudah ditayangkan lebih dari 7000 kali. Ada 400 lebih yang menekan tanda suka, serta puluhan lainnya meninggalkan tanggapan di kolom komentar. Warganet ikut mendoakan agar Butet selalu diberikan kesehatan di usianya yang sudah memasuki kepala 5 tersebut.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Lifestyle

Terkini