“Mega misalnya soal isu BLBI, Indosat. Lalu Gus Dur soal isu Brunei gate, bulog gate. Kemudian Habibi, walau peralihan tapi banyak keuangan yang tak benar penggunaannya. Kalau Orde Baru kita enggak usah ulas lah, karena memang ditutup dengan baik. Orde Lama juga demikian,” katanya.
Atas hal ini, dia berani menyebut hingga kini belum ada presiden yang memiliki determinatif kuat dalam pemberantasan korupsi.
“Harusnya presiden memastikan track record ini ditelusuri, kan bisa meminta bantuan KPK dan PPATK, ini kebobolan nih soal Edhy Prabowo,” katanya lagi.
Faktor kedua, yang turut disoroti Refly soal menteri Gerindra yang ditangkap adalah karena komitmen pemberantasan korupsi yang buruk.
Baca Juga:Rocky Gerung soal Edhy Prabowo Dicokok KPK: Gerindra Akan Balas Dendam
Saat ini, negara seolah justru disibukkan dengan isu-isu seperti FPI, penurunan baliho, karangan bunga Pangdam Jaya.
Sehingga justru melupakan isu substansif di lingkar Istana dan kekuasaan. Terlepas apakah ini kasus pesanan atau tidak, Refly tentu mengapresiasi kinerja KPK di tengah pandangan sebelah mata dari publik.
“Mudah-mudahan ini jadi efek jera, rasanya negeri ini sudah sangat bosan dengan korupsi di mana-mana,” katanya mengakhiri analisanya.