Lanjutkan Warisan sang Ayah, Setengah Abad Rohmad Produksi Genteng Kripik

"Jadi bentuknya lebih tipis, tetapi ini sangat kuat. Jika kejatuhan kelapa [genting]tidak pecah."

Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana | Muhammad Ilham Baktora
Rabu, 16 Desember 2020 | 09:07 WIB
Lanjutkan Warisan sang Ayah, Setengah Abad Rohmad Produksi Genteng Kripik
Pemilik usaha Genteng Kripik, Rohmad, bersama ibunya membuat genting di halaman rumahnya di Pedukuhan Polosiyo RT 3, Kalurahan Poncosari, Kapanewon Srandakan, Kabupaten Bantul, Selasa (15/12/2020). - (SuaraJogja.id/Muhammad Ilham Baktora)

Rohmad menuturkan bahwa Genteng Kripik-nya berbeda dengan genting lainnya. Genteng Kripik lebih ringan dan diklaim cukup kuat.

Kualitas genting disebut baik, bahkan jika ada buah kelapa jatuh, belum tentu genting tersebut rusak.

Disinggung mengapa disebut Genteng Kripik, Rohmad mengatakan, itu pemberian nama oleh ayahnya. Di samping itu, bentuknya lebih tipis, tapi tetap kuat karena kualitas tanah yang dipilih cukup baik.

"Jadi bentuknya lebih tipis, tetapi ini sangat kuat. Jika kejatuhan kelapa [genting] tidak pecah, tetapi jika ada angin ribut bisa saja ikut terbang," ujar dia.

Baca Juga:Tingkat Partisipasi Warga Bantul pada Pilkada Serentak Tertinggi di DIY

Pembuat genting keripik di Polosiyo sejatinya sangat banyak pada era 1960-an. Namun, perkembangan zaman membuat pengusaha dan pengrajin genting bangkrut karena adanya genting dengan alat pres yang lebih canggih.

Bagi Rohmad, membuat genting dengan cara manual adalah warisan ayahnya. Di samping meneruskan usaha untuk bertahan hidup, kualitas dari pembuatan manual lebih baik.

Pemilik usaha Genteng Kripik, Rohmad, menata genting buatannya di halaman rumah di Pedukuhan Polosiyo RT 3, Kalurahan Poncosari, Kapanewon Srandakan, Kabupaten Bantul, Selasa (15/12/2020). - (SuaraJogja.id/Muhammad Ilham Baktora)
Pemilik usaha Genteng Kripik, Rohmad, menata genting buatannya di halaman rumah di Pedukuhan Polosiyo RT 3, Kalurahan Poncosari, Kapanewon Srandakan, Kabupaten Bantul, Selasa (15/12/2020). - (SuaraJogja.id/Muhammad Ilham Baktora)

"Memang ada pasarnya sendiri, alhamdulillah sampai saat ini, pelanggan saya masih banyak. Dulu tetangga saya juga produksi genting seperti bapak saya, tapi karena tidak bisa bertahan, akhirnya bangkrut," terang dia.

Kualitas genting yang baik terletak pada proses pembuatannya.

"Untuk proses pembuatannya, tanah liat ini ditaruh diatas cetakan yang sudah disediakan lalu saya injak-injak hingga membentuk persegi sesuai alat cetak. Selanjutnya kami taburi pasir Progo agar tidak terlalu lengket," ujar dia.

Baca Juga:Hadir di Detik Akhir Pleno KPU, Joko Purnomo Lakukan ini ke Saksi Suharsono

Setelah ditaburi pasir Progo, tanah liat yang sudah berbentuk persegi dicetak lagi berbentuk genting yang desainnya sedikit berbeda dengan genting kebanyakan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak