Rohmad menuturkan bahwa Genteng Kripik-nya berbeda dengan genting lainnya. Genteng Kripik lebih ringan dan diklaim cukup kuat.
Kualitas genting disebut baik, bahkan jika ada buah kelapa jatuh, belum tentu genting tersebut rusak.
Disinggung mengapa disebut Genteng Kripik, Rohmad mengatakan, itu pemberian nama oleh ayahnya. Di samping itu, bentuknya lebih tipis, tapi tetap kuat karena kualitas tanah yang dipilih cukup baik.
"Jadi bentuknya lebih tipis, tetapi ini sangat kuat. Jika kejatuhan kelapa [genting] tidak pecah, tetapi jika ada angin ribut bisa saja ikut terbang," ujar dia.
Baca Juga:Tingkat Partisipasi Warga Bantul pada Pilkada Serentak Tertinggi di DIY
Pembuat genting keripik di Polosiyo sejatinya sangat banyak pada era 1960-an. Namun, perkembangan zaman membuat pengusaha dan pengrajin genting bangkrut karena adanya genting dengan alat pres yang lebih canggih.
Bagi Rohmad, membuat genting dengan cara manual adalah warisan ayahnya. Di samping meneruskan usaha untuk bertahan hidup, kualitas dari pembuatan manual lebih baik.

"Memang ada pasarnya sendiri, alhamdulillah sampai saat ini, pelanggan saya masih banyak. Dulu tetangga saya juga produksi genting seperti bapak saya, tapi karena tidak bisa bertahan, akhirnya bangkrut," terang dia.
Kualitas genting yang baik terletak pada proses pembuatannya.
"Untuk proses pembuatannya, tanah liat ini ditaruh diatas cetakan yang sudah disediakan lalu saya injak-injak hingga membentuk persegi sesuai alat cetak. Selanjutnya kami taburi pasir Progo agar tidak terlalu lengket," ujar dia.
Baca Juga:Hadir di Detik Akhir Pleno KPU, Joko Purnomo Lakukan ini ke Saksi Suharsono
Setelah ditaburi pasir Progo, tanah liat yang sudah berbentuk persegi dicetak lagi berbentuk genting yang desainnya sedikit berbeda dengan genting kebanyakan.