Alat ini digunakan untuk menyimpan hosti yang biasanya dibawa ke orang sakit atau misa lingkungan. Dapat juga digunakan untuk menyimpan hosti yang akan dikonsekrasikan dalam Sakramen Mahakudus.
"Sekarang piksis yang paling banyak dipesan. Dampak dari masih peribadatan di rumah juga. Pesanan banyak sekali. Piksis itu dari kuningan yang dilapisi emas," terangnya.
Selain itu pesanan juga datang dari beberapa masyarakat untuk digunakan sebagai cendera mata. Mulai dari acara pernikahan, serta tradisi orang meninggal, seperti peringatan 10 hari hingga 1000 hari kematian dan masih banyak lagi.
"Kebetulan ini baru ada pesanan dari Papua sebanyak 1500 rosario dan pernak-pernik lainnya untuk mengisi gereja baru di sana. Nanti akan kami kirim melalui jasa ekspedisi," sebutnya.
Baca Juga:Asyik Memancing Ikan, Warga Sleman Kehilangan Sepeda Motor di Bantul
Produksi pernak-pernik itu sendiri, dijelaskan Supardiono waktunya berbeda-beda tergantung barang yang dibuat dan permintaan seperti apa. Semisal patung, produksinya bisa memakan waktu hingga satu minggu atau lebih, untuk piala bisa dua minggu, kalau untuk rosario bisa lebih cepat atau hitungan hari saja.
Sementara itu produksi sendiri mulai dari kuningan piala, salib, patung, hingga pernak-pernik seperti rosario dan berbagai perlengkapan ibadah yang diperlukan. Bahkan pihaknya juga bisa mengerjakan produk sesuai dengan permintaan konsumen.
Disebutkan Supardiono, terkait dengan harga sendiri satu paket untuk pernak-pernik pernikahan dibanderol seharga Rp. 500 ribu. Sedangkan untuk patung bervariasi mulai dari Rp. 30 ribu sampai Rp. 3 juta dan untuk rosario dan pernak-pernik lainnya mulai Rp. 10 ribu hingga Rp. 100 ribu.
Disinggung mengenai perawatan barang-barang lama yang tak tersentuh di tokonya, Supardiono mengakui tidak memerlukan tenaga ekstra. Pasalnya selain sudah dibalut oleh plastik, bahan-bahan dari produk tersebut lebih mudah dibersihkan.
"Tinggal dibersihkan saja mas paling dengan kemoceng, ya artinya memang perawatan mudah," tandasnya.
Baca Juga:Kalah Sebagai Lurah, Pria di Sleman Rusak Jalan yang Sudah Diaspalnya