SuaraJogja.id - Pameran Jogja International Furniture and Craft Fair Indonesia (JIFFINA) tahun 2021 akan dilaksanakan secara gabungan luring maupun daring. Sama seperti tahun 2020, acara tersebut juga rencanaya akan digelar di Jogja Expo Center (JEC) Wonocatur, Banguntapan, Bantul, Yogyakarta pada 13 sampai 16 Maret 2021 mendatang.
Pembukaan acara pameran ini sendiri sudah dilakukan dan dihadiri oleh Wakil Bupati Kabupaten Bantul, Abdul Halim Muslim dan GKR Mangkubumi. Dilakukan secara daring, GKR Mangkubumi menuturkan bahwa selama pandemi covid-19 persaingan bisnis furnitur dan kerajinan menjadi semakin sulit. Penyelenggaraan JIFFINA menjadi bukti satu-satunya pameran yang terselenggara di Asia Tenggara.
"Industri ini harus inovatif dan tetap memperhatikan kelestarian lingkungan dalam produksinya. Sesuai dengan tema JIFFINA kali ini yaitu 'Nature is back for eco lifestyle'," ujar GKR Mangkubumi Rabu (23/12/2020) dalam pembukaan daring JIFFINA 2021.
Secara simbolis turut dilakukan penyerahan Bendera Pataka JIFFINA 2021 dari Kepala Disperindag DIY Aris Riyanta kepada Ketua Forum Jiffina Jawa Bali Timbul Raharjo yang kemudian akan diserahkan kepada Ketua Committee Jiffina 2021 Endro Wardoyo. Dalam acara tersebut, turut hadir juga Kepala Dinas Koperasi dan UKM Jawa Tengah Dra. Ema Rachmawati.
Baca Juga:Libur Tahun Baru 2021, Dispar Bantul Optimistis Raup Pendapatan Rp16 M
Abdul Halim menegaskan komitmen pemerintah Bantul untuk mendorong dan memfasilitasi UMKM, guna menciptakan kesejahteraan yang lebih baik. Sebagai Kabupaten kreatif kriya, Pemkab Bantul harus mampu menangkap potensi furnitur dan kerajinan di Bantul. Klaster industri kreatif menjadi tantangan yang harus segera direalisasikan oleh pemerintah.
"Klaster industri kreatif menjadi tantangan untuk segera direalisasikan di Bantul. Semua ada di Bantul, dari kerajinan berbahan dasar kulit, kayu, bambu, dan batik, maupun barang recycle," ungkap Halim.
Selanjutnya Deputi Bidang Propasar Kemenkop dan UKM Victoria Simanungkalit mnenyampaikan JIFFINA merupakan bentuk kontribusi nyata dari Asosiasi Mebel dan Kerajinan Indonesia (Asmindo) terhadap UMKM dan bagi pertumbuhan ekonomi nasional. Kedepannya, JIFFINA diharapkan bisa meningkatkan citra produk UMKM Indonesia di kancah global.
"Saat ini memang diperlukan langkah strategis untuk mendukung ekosistem usaha yang nyaman bagi UMKM. Seperti diketahui, industri furnitur merupakan sektor padat karya yang selain menjadi prioritas bagi devisa negara, juga membuka lapangan kerja secara luas," terang Victoria.
Dirjen PEN Kemendag Kasan ikut mengatakan jika semua pihak harus tetap optimis melihat setiap peluang yang ada saat ini. Beragam upaya promosi juga telah dilakukan oleh pemerintah untuk meningkatkan ekspor furnitur dan kerajinan Indonesia. Menurutnya, saat ini mangsa terbesar telah dikuasai oleh Cina. Sementara Dirjen IKMA Kemenprind Gati Wibawaningsih justru merasa prihatin. Sejak pandemi industri furnitur sangat terdampak. Namun, seiring dengan perubahan pola pikir dan adaptasi kebiasan baru kondisi akan mulai membaik.
Baca Juga:Asyik Memancing Ikan, Warga Sleman Kehilangan Sepeda Motor di Bantul
Ketua Committee JIFFINA 2021 Endro Wardoyo mengatakan jika JIFFINA 2021 menargetkan kehadiran 6000. Kunjungan untuk pembeli domestik maupun internasional yang tidak bisa hadir bisa melakukan komunikasi secara live. Timbul Raharjo juga ikut memberikan apresiasi dukungan dari semua pihak sehingga pameran furnitur ini bisa terselenggara hingga edisi keenam.
Launching JIFFINA secara luring berlangsung dengan menerapkan Protokol Kesehatan Pencegahan Penularan dan Penyebaran Covid-19. Yakni memakai masker, mengenakan face shield, mencuci tangan dengan sabun, menyemprotkan hand sanitizer, menggunakan sarung tangan, mengukur suhu tubuh, melakukan rapid test antigen-swab, menjaga jarak, mencegah kerumunan, dan mensterilkan area dengan menggunakan disinfektan segera setelah acara selesai.