Menag Sampaikan Ucapan Selamat Natal, Natalius Pigai: Saya Tegas Tak Butuh

Menurutnya, Natal adalah urusan mereka umat Kristiani secara internal dan tidak berkaitan dengan masyarakat di luar forum.

Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana | Mutiara Rizka Maulina
Senin, 28 Desember 2020 | 14:46 WIB
Menag Sampaikan Ucapan Selamat Natal, Natalius Pigai: Saya Tegas Tak Butuh
Natalius Pigai di Tayangan dalam Kanal YouTube Refly Harun (YouTube/ReflyHarun).

Ada 3.000 lebih yang membagikan ulang dan 2.000 lebih lainnya memberikan tanggapan di kolom komentar. Berbagai pendapat ikut disampaikan warganet mengenai ucapan Natal dari pihak non-Kristiani.

Natalius Pigai tolak ucapan natal dari Menag Gus Yaqut (Twitter/nataliuspigai2)
Natalius Pigai tolak ucapan natal dari Menag Gus Yaqut (Twitter/nataliuspigai2)

"Masuk akal Bang Pigai, ikut-ikutan urusan ibadah dan keyakinan agama orang lain, sama artinya mencampuri urusan agama orang lain, sekarang merasa ber-hak untuk mengucapkan selamat, lain kali bisa jadi minta Hak untuk mengkritik urusan agama orang lain.Bagiku agamaku-bagimu agamamu," tulis akun @ridwan_har.

"Sepakat! Baru di rezim ini semua aneh, saya keluarga gado-gado setiap hari raya masing-masing gak ada tuh yang nuntut harus ngucapin selamat natal/selamat tahun baru, selamat idul fitri dll dan kami happy & baik-baik saja, waktunya ngumpul makan-makan ya ngumpul, waktunya beribadah ya masing-masing saling menghormati dan tidak mengganggu," komentar akun @eva_yanuarita.

"Tepat sekali. ketika ane di Bandung, pernah tinggal 1 kamar kost dengan orang kristiani, selama 2 tahun. Sejak 1997 hingga sekarang ane tak pernah sekalipun ucapkan natal. Hingga sekarang hubungan kami baik-baik saja. Always akrab. Tak pernah ada masalah urusan keyakinan," tanggapan akun @triumclorida_.

Baca Juga:Daniel Mananta Terkesan Dapat Kado Natal dari Ustaz Ini

Sementara akun @Kalasuba2021 mengatakan, "Bang Pigai Yth, menag bicara dalam kapasitas sebagai wakil negara, dan ini menurut saya tepat, karena menteri-menteri sebelum-sebelumnya gamang, ragu-ragu menindak kaum-kaum intoleran yang potensi ganggu ketertiban dan kemajemukan, itu konteknya, bukan untuk gagah-gagahan. Ketulusan akan lahir dari sikap-sikap yang toleran, moderat."

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Lifestyle

Terkini