Maka dari itu, pencalonan Ganjar dalam Pilpres sangat ditentukan oleh elektabilitas dari Puan.
“Kita tahu bahwa ganjar bukan darah biru partai politik, pencalonan Ganjar akan sangat ditentukan dari bagaimana Puan Maharani mendapatkan dan mengumpulkan elektabilitasnya,” tuturnya.
Bila Puan memiliki elektabilitas tinggi, maka bukan tidak mungkin nama Ganjar dicoret dari bursa Capres usulan PDIP.
Namun jika Puan belum bisa bersaing dengan Ganjar, masih ada skenario lain, yakni mengorbankan Ganjar dan kemudian menduetkan Puan dengan pentolan Partai Gerindra, Prabowo Subianto.
Baca Juga:Megawati Diprediksi Calonkan Prabowo - Puan Maharani di Pilpres 2024
“Kalau elektabilitas Puan Maharani di atas Ganjar, sudah pasti dia akan dicalonkan. Tapi kalau di bawah Ganjar belum tentu juga tidak dicalonkan,” jelas Refly.
“Karena berkali-kali saya mengatakan, sangat mungkin skenarionya adalah Prabowo Subianto dan Puan Maharani kalau elektabilitas Prabowo nomor satu. Karena nomor satu itulah, maka kemudian Prabowo bisa dicalonkan sebagai calon dari PDIP,” sambungnya.
Skenario tersebut bisa saja terwujud, sebagaimana diketahui bersama bahwa kedua partai yakni antara PDIP dan Gerindra sebelumnya pernah bekerja sama dalam Pilpres 2009.
Lebih lanjut Refly menilai bahwa Ganjar tak mungkin disandingkan dengan Puan lantaran berasal dari partai yang sama. Oleh sebabnya, ada pula muncul skenario bahwa Ganjar akan disandingkan dengan kader kuat Gerindra lainnya, yakni Sandiaga Uno.
“Tapi sebaliknya, kalau Ganjar Pranowo yang nomor satu surveinya atau lebih tinggi dari Prabowo, ya mungkin saja yang diajukan PDIP adalah Ganjar dan tidak mungkin berpasangan Puan karena sama-sama dari PDIP. Bisa saja dipasangkan dengan kader lain yang juga kuat, yaitu Sandiaga Uno dari Partai Gerindra,” terang Refly.
Baca Juga:Survei SMRC: Peluang Prabowo Menang Kalau Ikut Pilpres 2024 Makin Ciut
- 1
- 2