Suranto menambahkan jika sampah-sampah yang diangkut dari pantai selatan didominasi oleh limbah sisa makanan.
Sampah tersebut dihasilkan dari wisatawan dan limbah luapan sungai. Prosentasenya, 60 persen dari limbah luapan sungai terbawa hingga ke pantai selatan dan 40 persen dari sampah pengunjung.
Menurut dia, pantai Parangtritis menjadi muara dari sungai Parangkusumo, Sungai pepe, Sungai Bolong dan dua Sungai besar, yakni Sungai Progo dan Sungai Opak.
Sungai-sungai ini mengalir dari hulu yang berada di wilayah Sleman dan Kota Yogyakarta. Sehingga ketika di wilayah utara terjadi hujan deras limbah luapan sungai akan terbawa hingga ke pantai selatan.
Baca Juga:Idap Penyakit Menahun, HS Ditemukan Tewas Gantung Diri di Bantul
"Wujud sampahnya didominasi oleh limbah rumah tangga, seperti bekas botol sampo, detergent hingga pampers," ucapnya.
Ada juga sampah serabut kelapa dan ranting pohon. Sementara, untuk sampah dari wisatawan, kata dia, didominasi oleh sisa bungkus makanan, botol minuman dan cup mie instan.
Dihubungi terpisah, Kepala Uptd II Kebersihan Persampahan dan Pertamanan, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Bantul, Arif Riyadi mengungkapkan bahwa hingga kini sampah-sampah yang ada di destinasi wisata Parangtritis masih dilakukan pembersihan. Pihaknya belum menghitung jumlah sampah yang dihasilkan di liburan Natal dan Tahun Baru.
"Hingga saat ini belum kami hitung semuanya. Tapi prediksinya memang lebih sedikit dibanding liburan tahun sebelumnya. Jadi biasanya tahun kemarin sekitar 40 ton sampah yang dihasilkan," ungkap Arif.
Baca Juga:Pantai di Bantul Jadi Favorit Wisatawan di 2021, Sehari Capai 10 Ribu Orang