Walaupun dengan berat hati Maryam mengatakan telah menjual satu anak sapi miliknya beberapa waktu lalu. Diakuinya, anak sapi miliknya itu telah laku terjual senilai Rp11 juta. Uang itu ia gunakan sebagai simpanan keluarga di saat tak menentu sekarang ini.
"Pedet kemarin waktu awal-awal itu sudah saya jual, laku Rp11 juta ya buat nyukupi kebutuhan hidup," sebutnya.
Sebenarnya, kata Maryam, ia tidak begitu menemui banyak kendala selama berada di barak pengungsian. Sebab untuk kebutuhan pokok yang dibutuhkan pun telah disediakan oleh pemerintah.
Begitu juga dengan kebutuhan pakan untuk ternak berupa konsentrat. Praktis hanya rumput dan garam mineral saja sejauh ini yang dicari sendiri oleh para peternak termasuk Maryam.
Baca Juga:Berstatus Siaga, Merapi Menunjukan Peningkatan Aktivitas
Ketika ditanya mengenai kondisi serupa semacam ini, Maryam mengakui telah mengalami hidup mengungsi akibat bahaya erupsi Merapi selama empat kali yakni sejak 2006, 2010, 2018 dan sekarang 2020. Dari empat kali itu, mengungsi pada tahun 2018 menjadi periode yang tersingkat.
Sementara untuk dampak terparah yang pernah ia rasakan ketika erupsi tahun 2010 silam. Sedangkan untuk erupsi tahun 2006 masih cukup aman, artinya tidak ada kerugian materiil yang cukup besar seperti pada 2010.
"Sekarang ini mengungsi yang paling nyaman. Soalnya sebagai persiapan jauh sebelum ada erupsi. Kalau 2010 itu meletus hebat dan tidak ada persiapan jadi harta benda ludes. Tahun 2006 cuma abu dan pasir harta benda masih ada. Kalau Covid-19 sih tidak begitu berpengaruh mas," paparnya.
Maryam menambahkan, saat ini ia hanya bisa menunggu dan berharap agar kondisi segera pulih. Namun ia tetap akan mengikuti aturan pemerintah untuk tetap bertahan di barak pengungsian hingga kondisi benar-benar aman.
Matahari mulai bergeser, sekarang sudah tepat berada di atas kepala. Hawa panas mulai terasa di barak pengungsian Glagaharjo. Terlihat beberapa lansia mulai keluar dari bilik atau kamarnya masing-masing untuk mencari udara segar di luar ruangan.
Baca Juga:Gunung Merapi Semburkan Material Diduga Lava Pijar
"Namung lenggah mawon wonten jawi, soalipun wonten dalem benter mas (hanya duduk di luar saja, soalnya di dalam panas)," kata Dalinem sambil menikmati semilir angin di luar ruangan barak pengungsian Glagaharjo, Cangkringan, Sleman.