Dalinem mengaku tidak mengingat pasti kapan ia mulai datang ke barak pengungsian. Namun ia meyakini sudah cukup lama. Sebab rasa bosan itu mulai ia rasakan akhir-akhir ini.
Lansia berusia 67 tahun ini menyebut bahwa tidak banyak yang bisa dilakukan selama berada di barak pengungsian. Hal itu menyebabkan tak adanya aktivitas fisik yang juga dilakukan seperti biasa kala masih di rumah.
Tidak sepenuhnya hanya berdiam tanpa kegiatan. Sebab beberapa kali, ia mengatakan pernah diajak untuk berkegiatan semacam senam sehat. Pernah juga ia diajak untuk membuat kerjainan atau mainan, tak begitu diingatnya.
"Menawi mboten nyambut damel kula malah pegel-pegel. limrahipun pados suket (kalau tidak bekerja pegel rasanya, biasanya cari rumput)," ucapnya sambil mengelus-elus kakinya.
Baca Juga:Berstatus Siaga, Merapi Menunjukan Peningkatan Aktivitas
Dalinem harus rela menghentikan sejenak aktivitas mencari rumputnya. Sekarang kata Dalinem, ada tetangganya rumah yang memberi ternaknya makan. Ia sendiri mengaku mempercayakan ternaknya kepada pihak-pihak terkait untuk dirawat hingga masa darurat ini berakhir.
Ketika ditanya tentang sudah berapa kali ia harus mengalami kondisi seperti ini, Dalinem tak begitu mengingatnya. Tiga atau empat kali, tidak bisa disebutkan angka pasti berapa kali ia harus mengungsi sebagai warga lereng Gunung Merapi.
"Mboten wonten benten kalih kala wingi, pangraosan menawi ngungsi menika sami mawon amargi sampun limrah (tidak ada bedanya, sama saja karena sudah sering), ungkapnya.
Terkait pagebluk saat mengungsi pun, Dalinem mengaku perbedaan hanya mengenakan masker dan tidak. Kalau dulu leluasa tanpa masker yang dikalungkan atau dipakai. Sekarang setiap saat masker itu menghiasi wajahnya yang mulai tampak makin menua.
Selain itu sekat di dalam barak juga dirasakan berbeda. Seingatnya, dulu tidak ada bangunan sekat yang dibuat sedemikian rupa untuk memisahkan satu pengungsi dengan lainnya. Hanya ada kasur atau tikar yang sudah tergelar untuk digunakan bersama.
Baca Juga:Gunung Merapi Semburkan Material Diduga Lava Pijar
Dengan segala keterbatasan dan ketidakpastian saat ini, ia menyatakan untuk tetap akan bertahan dengan aturan yang telah dibuat oleh pemerintah. Menurutnya, hal ini untuk menjaga agar para lansia lainnya dari hal-hal yang tidak diinginkan ketika erupsi Gunung Merapi benar terjadi.