Meskipun tidak dipungkiri bahwa ketersediaan makanan dan kebutuhan pokok lainnya telah tercukupi dengan baik. Ia tetap merindukan suasanya yang ada di rumah aslinya. Namun bersama dengan teman dan tetangganya, rasa kebersamaan muncul untuk sedikit mengobati kesenyunyian dalam pengungsian.
"Kula ndherek mawon ingkang paling wigatos sedaya saras lan wilujeng. Mboten ngertos ajeng pinten lami malih. (Saya menurut saja yang terpenting semua sehat dan selamat. Tidak tahu akan berapa lama lagi)," tuturnya.
Pengungsi lainnya, Ngatmi (68) menyoroti sajian makanan yang lebih spesial setiap harinya dibandingkan saat di rumah. Menurutnya penyajian menu yang bervariasi setiap saat membuatnya menikmati hidangan tersebut.
"Kalau di rumah malah mboten ngenten niki mas lawuh kaliyan sayure. Malah akeh banget nek neng kene (tidak seperti ini kalau di rumah lauk dan sayurnya. Di sini malah banyak juga porsinya)," kata Ngatmi.
Baca Juga:Berstatus Siaga, Merapi Menunjukan Peningkatan Aktivitas
Hal itu yang sejauh ini membuatnya tidak memiliki permasalahan terhadap menu makanan yang diberikan. Walaupun memang juga tidak dipungkiri, ia tetap merindukan bisa masak dan menikmati makannya sendiri di rumah.
Berbeda dengan Ponirah (68), yang kadang tak bisa tidur selama di pengungsian ketika beberapa waktu lalu baru saja tiba. Namun lama kelamaan, penyesuaian itu mulai dilakukan dengan sendirinya.

Artinya, kendati memang kenyamanan yang dirasakan jelas berbeda dengan saat tidur atau tinggal di rumah sendiri. Namun sejauh ini adaptasi yang dilakukan membuatnya bisa sedikit membantunya untuk memejamkan mata untuk beristirahat.
"Sempet mboten saged tilem wonten mriki, menawi sakmenika sampun saged (sempat tidak bisa tidur, tapi sekarang sudah bisa)," tutur Ponirah.
Ia mengaku akan tetap mengikuti langkah warga lain untuk tinggal sementara waktu lagi barak pengungsian. Ia masih mensyukuri kesempatan yang diberikan kepadanya untuk menjalani kehidupan sederhana dengan kondisi serba tak menentu.
Baca Juga:Gunung Merapi Semburkan Material Diduga Lava Pijar
"Disyukuri mawon mas (disyukuri saja mas)," tutupnya.