Hal serupa juga disampaikan oleh Trisno Kariyo (80). Ia mengaku sudah rindu dengan rumahnya. Kebosanan sudah dirasakan olehnya beberapa waktu terakhir, seolah sudah memuncak. Namun tidak dipungkiri, tidak banyak yang bisa dilakukan.
Ia hanya bisa pasrah dan berharap kondisi akan segera pulih dalam waktu dekat. Trisno masih akan terus bertahan dan menaati anjuran dari pemerintah untuk berada di barak pengungsian.
"Saya manut saja dengan aturan pemerintah. Kondisinya masih tidak menentu biar aman juga. Ya kangen rumah tapi saya manut saja," kata Trisno.
Kerinduan yang telah membuncah, membuat Trisno sempat nekat kembali ke rumah dalam beberapa waktu yang lalu. Alasannya sederhana, hanya untuk memanen jagung. Namun akhirnya setelah itu ia memutuskan kembali lagi ke barak pengungsian.
Baca Juga:Berstatus Siaga, Merapi Menunjukan Peningkatan Aktivitas
"Saya sempat kembali ke rumah buat manen jagung tapi terus kembali," ucapnya.
Pengungsi pulang karena isu Covid-19
Beberapa pengungsi Gunung Merapi di barak pengungsian Glagaharjo, Cangkringan, Sleman sempat memilih untuk pulang ke rumahnya masing-masing. Salah satu faktor utamanya akibat isu penyebaran Covid-19 yang sudah merebak hingga ke wilayah pengungsian.
Kasi Pemerintahan Desa Glagaharjo Heri Prasetya mengakui memang ada sebagian pengungsi yang memilih pulang ke rumahnya yang ada di Kalitengah Lor Glagaharjo, Cangkringan, Sleman. Sebagian pengungsi yang kembali mayoritas adalah orang tua yang masih memiliki anak balita.
"Sebagin memang pilih pulang ke rumah karena informasi yang beredar kalau Covid-19 sudah sampai di Glagaharjo, padahal itu hanya sebatas isu saja," kata Heri.
Baca Juga:Gunung Merapi Semburkan Material Diduga Lava Pijar
Namun mengetahui hal tersebut Heri, langsung berkoordinasi dengan relawan serta pemerintah desa dalam hal ini Pak Dukuh. Langkah itu dilakukan agar dapat menjadi perhatian bagi semua pihak jika ada pengungsi yang memilih kembali ke rumahnya.