Ancaman Bahaya Merapi ke Barat Daya, Jumlah Pengungsi Glagaharjo Menurun

"Mungkin memang karena akhir-akhir ini guguran arahnya ke barat daya. Mereka mengatakan, mereka bisa lebih tenang soalnya Merapi sudah meleleh secara rutin."

Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana | Hiskia Andika Weadcaksana
Selasa, 12 Januari 2021 | 07:30 WIB
Ancaman Bahaya Merapi ke Barat Daya, Jumlah Pengungsi Glagaharjo Menurun
Kondisi di barak pengungsian Balai Kalurahan Glagaharjo, Cangkringan, Sleman, Rabu (11/11/2020) - (SuaraJogja.id/Hiskia Andika)

SuaraJogja.id - Jumlah pengungsi di barak pengungsian Glagaharjo, Cangkringan, Sleman mengalami penurunan. Berkurangnya jumlah pengungsi masih didominasi oleh pulangnya warga berusia produktif.

Hal ini disampaikan langsung oleh Panewu Cangkringan Suparmono saat dikonfirmasi awak media, Senin (11/1/2021). Tercatat hingga Senin, angka pengungsi sebanyak 300 jiwa, atau berkurang jika dibandingkan beberapa waktu lalu, yang sempat menembus angka 328 warga.

"Berkurang, tapi memang tidak terlalu banyak. Mereka yang pulang itu juga usia produktif yang sebenarnya belum wajib mengungsi," kata Suparmono.

Suparmono menilai, pengungsi yang mulai meninggalkan barak pengungsian Glagaharjo disebabkan oleh aktivitas Gunung Merapi, yang lebih menampakkan bahayanya ke arah barat daya. Sementara, posisi Glagaharjo berada di sisi tenggara Merapi.

Baca Juga:Merapi Terus Muntahkan Lava Pijar, Hujan Abu di Wilayah Lereng Gunung

"Mungkin memang karena akhir-akhir ini guguran arahnya ke barat daya. Mereka mengatakan, mereka bisa lebih tenang soalnya Merapi sudah meleleh secara rutin," ucapnya.

Kendati begitu, Suparmono tetap mengimbau warga, terkhusus kelompok rentan, untuk dapat bertahan di pengungsian, mengingat wilayah Kalitengah Lor masuk dalam radius dengan potensi bahaya yang disampaikan dari BPPTKG, yakni sejauh 5 kilometer dari puncak.

Sebelumnya diberitakan bahwa aktivitas Gunung Merapi masih belum mengalami penurunan. Hal ini menyebabkan sempat terjadi hujan abu di wilayah sekitar lereng gunung yang berada di perbatasan DIY dan Jawa Tengah tersebut.

Kejadian hujan abu di sekitar lereng Gunung Merapi tersebut dibenarkan oleh Ketua Komunitas Siaga Merapi (KSM) Glagaharjo Rambat Wahyudi, Senin (11/1/2021).

Disebutkan, hujan abu itu terjadi pada Minggu (10/1/2021) sekitar pukul 20.00 - 21.00 WIB.

Baca Juga:BPBD Sleman: Permukiman Warga Masih Aman dari Lahar Hujan Gunung Merapi

"Dari pantauan temen-temen KSM, hujan abu tipis terjadi di Dusun Kalitengah Lor, Kalitengah Kidul, dan Srunen," ujar Rambat.

Rambat menyebutkan, kondisi hujan abu tipis yang terjadi semalam masih cukup aman bagi warga, sehingga belum diperlukan evakuasi kepada warga yang berada di atas dengan kemunculan hujan abu tipis tersebut.

Sementara itu, dari pengamatan BPPTKG pada periode Minggu (10/1/2021) pukul 18.00 - 24.00 WIB, tercatat telah terjadi guguran lava pijar sebanyak 26 kali.

"Guguran lava pijar sebanyak 26 kali dengan jarak luncur maksimum 900 meter ke arah hulu Kali Krasak," ujar Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta Hanik Humaida.

Hanik mengatakan, guguran tersebut sempat terdengar satu kali dari Pos Babadan.

Meski begitu, diketahui hingga saat ini, BPPTKG masih menetapkan status Gunung Merapi Siaga (Level III).

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak