Sepekan Awal 2021, Merapi Mulai Keluarkan Awan Panas dan 19 Kali Lava Pijar

Pada periode 1-7 Januari 2021, tercatat empat kali kemunculan awan panas Gunung Merapi: pukul 08.02, 12.50, 13.15, dan 14.02 WIB.

Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana
Jum'at, 08 Januari 2021 | 15:43 WIB
Sepekan Awal 2021, Merapi Mulai Keluarkan Awan Panas dan 19 Kali Lava Pijar
Gunung Merapi mengeluarkan lava pijar yang tampak dari Purwobinangun, Pakem, Sleman, Yogyakarta, Selasa (5/1/2021). [ANTARA FOTO]

SuaraJogja.id - Aktivitas Gunung Merapi makin meningkat di pekan pertama 2021 menurut laporan Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG).

Berdasarkan laporan dalam rentang waktu 1-7 Januari 2021, yang dibagikan melalui akun resmi Twitter @BPPTKG, tercatat ada 19 kali guguran lava pijar dari gunung yang berada di perbatasan provinsi DIY dan Jawa Tengah ini.

Guguran lava pijar pertama tercatat pada Senin (4/1/2021) pukul 19.50 WIB, dengan suara yang terdengar hingga Pos Pengamatan Gunung Merapi Babadan.

Menurut keterangan BPPTKG, selama seminggu ini, dari 19 guguran lava pijar yang dimuntahkan Gunung Merapi, jarak luncur maksimal sejauh 800 meter ke hulu Kali Krasak.

Baca Juga:Update Merapi, Hingga Jumat Pagi Alami Guguran Lava Pijar Hingga 4 Kali

Selain itu, sejak ditetapkan status siaga atau level 3, untuk kali pertama Gunung Merapi mulai mengeluarkan awan panas, tepatnya pada Kamis (7/1/2021).

Pada periode 1-7 Januari 2021, tercatat empat kali kemunculan awan panas: pukul 08.02, 12.50, 13.15, dan 14.02 WIB.

Sama seperti guguran lava pijar, awan panas guguran juga mengarah ke hulu Kali Krasak, dengan jarak luncur sekira kurang dari 1 km.

Sementara itu, berdasarkan analisis morfologi area puncak melalui foto dari stasiun Tunggularum, terbentuk kubah lava baru.

"Analisis morfologi area puncak berdasarkan foto dari sektor barat daya tanggal 7 Januari 2021 terhadap tanggal 24 Desember 2020 menunjukkan adanya perubahan morfologi area puncak karena aktivitas guguran dan adanya kubah lava baru," kicau @BPPTKG.

Baca Juga:Malam Jumat Tadi Gunung Merapi Semburkan 10 Kali Guguran Lava Pijar

Laporan ini juga menunjukkan bahwa intensitas kegempaan Gunung Merapi lebih tinggi dibandingkan pekan lalu.

"Deformasi Merapi yang dipantau dengan menggunakan EDM dari reflektor RB1 dan RB2 pada minggu ini menunjukkan adanya laju pemendekan jarak sebesar 15 cm/hari," tambah BPPTKG.

Dengan begitu disimpulkan, aktivitas vulkanik Gunung Merapi masih cukup tinggi, dan statusnya masih di tingkat Siaga.

Untuk saat ini, lanjut BPPTKG, potensi bahaya dari aktivitas Gunung Merapi antara lain berupa "guguran lava, lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dan awanpanas sejauh maksimal 5 km."

Status Gunung Merapi mengalami perubahan dari Waspada (Level II) menjadi Siaga (Level III) sejak Kamis (5/11/2020) pukul 12.00 WIB. Keputusan itu ditetapkan berdasarkan peningkatan aktivitas Gunung Merapi sejak bulan Juni 2020.

Kegiatan penambangan di beberapa wilayah diminta untuk dihentikan. Pelaku wisata juga diimbau untuk tidak melakukan kegiatan wisata di KRB III Gunung Merapi, termasuk kegiatan pendakian ke puncak Gunung Merapi.

Sebanyak 133 orang kelompok rentan dari Kalitengah Lor pun mulai dievakuasi Pemkab Sleman ke Barak Pengungsian Glagaharjo pada Sabtu (7/11/2020) pukul 15.00 WIB. Evakuasi dilakukan secara bertahap, termasuk untuk ratusan ternak warga di Lereng Gunung Merapi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak