Sepi Pengunjung, Pedagang Goa Selarong Tetap Berjualan demi Bertahan Hidup

Ketika sebelum Covid-19 menyebar, Darmi mengaku, dalam sepekan ia bisa meraup Rp1,5-1,7 juta.

Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana | Muhammad Ilham Baktora
Jum'at, 22 Januari 2021 | 17:16 WIB
Sepi Pengunjung, Pedagang Goa Selarong Tetap Berjualan demi Bertahan Hidup
Penjual makanan dan minuman, Darmi, menata barang dagangan di Goa Selarong, Bantul, Jumat (22/1/2021). - (SuaraJogja.id/Muhammad Ilham Baktora)

SuaraJogja.id - Pemberlakuan Pengetatan secara Terbatas Kegiatan Masyarakat (PTKM) di Kabupaten Bantul bakal diperpanjang. Wacana itu menimbulkan kekecewaan pada sejumlah pelaku usaha di objek wisata Bantul, salah satunya di Goa Selarong.

Darmi (56), pedagang makanan dan minuman di Goa Selarong, berharap agar situasi kembali normal. Meski pengunjung Goa Selarong sedikit, pihaknya masih berjualan di objek wisata yang tak ditutup secara total itu.

"Saya masih bersyukur tempat ini tidak ditutup secara total, tapi ya, pengunjungnya hanya wisatawan dari wilayah Yogyakarta saja. Harapannya bisa kembali normal dan ramai lagi," kata Darmi di sela menata barang jualannya di Goa Selarong, Jumat (22/1/2021).

Ia menjelaskan, dalam sehari, pengunjung yang datang berkisar 10-20 orang. Mereka tidak lain adalah warga sekitar yang berada di Pedukuhan Kembang Putih, Kalurahan Goasari, Kapanewon Pajangan.

Baca Juga:Diguyur Hujan, Pohon Tua di Goa Selarong Ambruk

"Mereka hanya bermain di air saja, setelah itu kembali pulang. Ada juga pesepeda yang datang, tetapi bisa dihitung dengan jari," jelas nenek tiga cucu itu.

Ia menerangkan, dalam sehari omzet yang dia terima turun drastis. Jika dikalkulasikan, dalam sepekan ada sekitar Rp700 ribu yang Darmi kantongi.

"Sehari rata-rata hanya mendapat Rp100 ribu. Ya sudah mau bagaimana lagi, situasinya juga belum pulih," jelas dia.

Ketika sebelum Covid-19 menyebar, Darmi mengaku, dalam sepekan ia bisa meraup Rp1,5-1,7 juta. Kebanyakan rombongan bus dan pelajar yang sedang berwisata datang ke warung dagangannya.

"Itu dulu, kebutuhan terpenuhi dan keinginan untuk membelanjakan barang ke cucu juga bisa. Sekarang ingin menabung juga sulit karena hasil penjualannya mepet, " tambah Darmi.

Baca Juga:PTKM di DIY Rencana Diperpanjang, Buruh Jogja Menjerit

Menanggulangi masalah itu, pihaknya memanfaatkan sawah miliknya. Dirinya menanam padi, dan ketika panen, dijual ke adiknya yang membuka warung makan di sekitar pabrik bra di Bantul.

"Sekarang bertahan hidup dengan mengandalkan pemasukan lainnya. Jika sawah yang mengelola suami saya," ujarnya.

Koordinator Goa Selarong Mursidi (49) mengatakan, dalam sehari pengunjung yang datang sekitar 20-50 orang. Dalam satu pekan, pengunjung yang datang di tengah pandemi Covid-19 ini mencapai 140-200 orang.

Pihaknya sudah berkoordinasi dengan perangkat kalurahan dan Dinas Pariwisata Bantul untuk tetap membuka objek wisata, mengingat kondisi warga sekitar bergantung dengan pendapatan dari pengunjung Goa Selarong.

"Jadi keputusan kami untuk tetap membuka, pertama, karena warga yang menjadi pedagang bisa tetap mendapatkan uang dari pengunjung. Kedua, parkir juga seperti itu. Ketiga, kadang ada pengunjung yang sudah jauh datang dari luar DIY untuk ke sini, tetapi ditutup. Maka, kami buka, tentunya dengan protokol kesehatan yang ketat," jelas dia.

Mursidi menerangkan, penurunan tingkat pengunjung selama PTKM mencapai 40 persen. Padahal saat libur Natal dan Tahun Baru, banyak pengunjung yang datang dan sedikit mengembalikan perekonomian warga.

"Jika [PTKM] memang harus diperpanjang lagi, kami mengikuti aturan pemerintah, tapi harapannya, pengunjung bisa datang lebih banyak. Jika harus mengetatkan prokes, kami juga sudah melakukannya dari dulu," jelas dia.

REKOMENDASI

News

Terkini