Aktivitas Gunung Merapi Menurun, BPPTKG Ingatkan Kubah Lava Masih Tumbuh

Aktivitas Gunung Merapi dalam periode pengamatan Rabu (10/2/2021) pukul 00.00 WIB - 06.00 WIB menunjukkan, terjadi 5 kali luncuran lava dari dalam Gunung Merapi.

Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana | Hiskia Andika Weadcaksana
Rabu, 10 Februari 2021 | 09:47 WIB
Aktivitas Gunung Merapi Menurun, BPPTKG Ingatkan Kubah Lava Masih Tumbuh
Puncak Gunung Merapi yang mengeluarkan asap putih terlihat dari wilayah Tlogolele, Selo, Boyolali, Jawa Tengah, Selasa (8/12/2020). [ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho]

SuaraJogja.id - Intensitas aktivitas Gunung Merapi memang lebih menurun dibandingkan dengan beberapa waktu lalu. Namun, kondisi ini belum bisa dikatakan aman karena masih ada kubah lava yang bertumbuh dibarengi dengan sejumlah fenomena keluarnya lava.

“Kubah lava masih terus tumbuh, potensi terjadinya awan panas pun masih ada,” kata Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Hanik Humaida kepada awak media, Rabu (10/2/2021).

Terkait fenomena lava pijar yang keluar dari puncak, Hanik mengatakan, aktivitas Gunung Merapi dalam periode pengamatan Rabu (10/2/2021) pukul 00.00 WIB - 06.00 WIB menunjukkan, terjadi 5 kali luncuran lava dari dalam Gunung Merapi. Jarak luncur maksimum guguran lava tersebut tercatat sepanjang 1.000 meter atau 1 kilometer.

"Dari pengamatan Rabu (10/2/2021) pukul 00.00 WIB - 06.00 WIB teramati 5 kali luncuran lava dengan jarak luncur 1.000 meter mengarah ke barat daya atau ke hulu Kali Krasak dan Boyong," ujarnya.

Baca Juga:Di Luar Zona Bahaya, Warga Turgo di Barak Purwobinangun Boleh Pulang

Dalam periode yang sama, tidak terjadi aktivitas kegempaan yang cukup berarti di Gunung Merapi. Tercatat kegempaan guguran yang berjumlah 44 kali dengan amplitudo 3-40 mm dan durasi 11-93 detik.

Kegempaan hybrid atau fase banyak ada 8 kali dengan amplitudo 3-24 mm, durasi 4-7 detik. Selain itu, tidak teramati adanya visual asap di kawah.

Disampaikan Hanik, berdasarkan total distribusi probabilitas dari 17 indikator, erupsi efusif masih berada paling atas dengan probabilitas sebesar 43,2 persen. Sementara untuk potensi eksplosif dan kubah-dalam menurun secara signifikan.

Melalui kesimpulan itu, ucap Hanik, ditambah memperhatikan erupsi saat ini yang mengarah ke barat daya, maka potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas.

Potensi bahaya itu bakal berfokus pada sektor Kali Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng dan Putih sejauh maksimal 5 kilometer. Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau sejauh maksimal 3 kilometer dari puncak.

Baca Juga:Update Gunung Merapi: Hari Ini Enam Kali Meluncurkan Guguran Lava Pijar

Selain itu, kegiatan penambangan di alur sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi dalam KRB III juga tetap direkomendasikan untuk dihentikan sementara waktu. Ditambah dengan imbauan kepada pelaku wisata agar tidak melakukan kegiatan wisata di KRB III Gunung Merapi termasuk kegiatan pendakian ke puncak dalam kondisi saat ini. Perlu diketahui juga hingga saat ini, BPPTKG masih menetapkan status Gunung Merapi pada Siaga (Level III).

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak