"Setiap bulan terus tersedia stok itu, dan kami menugasi dinas-dinas terkait untuk mengawasi kelompok-kelompok itu," terang Sutedjo.
Ia memastikan setiap kelompok setia menggunakan produk dalam daerah. Jika ada yang menggunakan produk dari luar daerah maka akan diputus kerjasamanya. Untuk mengatasi isu strategis kedua mengenai kebutuhan SDM, pemerintah mengeluarkan kebijakan mengenai pendidikan karakter dan revitalisasi BLK. Ada empat streching yang ditambahkan pada pendidikan karakter, di antaranya adalah keagamaan, kebangsaan, kemataraman, dan kepramukaan.
Untuk penguatan ekonomi desa, ada beberapa langkah yang dilakukan pemerintah Kulon Progo. Yakni, kawasan perdesaan Menoreh terpadu, bumdes dan pengembangan desa wisata dan desa budaya. Tiga hal itu dilakukan untuk menguatkan ekonomi desa. Hal ini dilakukan terus menerus, samapi saat ini Pemerintah Kulon Progo membuka jalan untuk kawasan Menoreh sebagai bentuk pengembangan infrastruktur.
"Disana ternyata banyak potensi wisata sepanjang pegunungan Menoreh," ujar Sutedjo.
Baca Juga:Kasus Setrum Ikan di DIY, Kebanyakan Ditangkap di Sleman dan Kulon Progo
Sutedjo juga mencoba membangun sinergitas bersama perguruan tinggi untuk membantu mengembangkan potensi yang ada di wilayahnya. Ada banyak perguruan tinggi yang dijadikan rekan untuk kerjasama dalam pengembangan potensi wilayahnya. Mulai dari kegiatan kuliah kerja nyata maupun kegiatan-kegiatan lainnya yang ditawarkan pihak universitas.