Polusi Udara Jogja Mengkhawatirkan, Pustral UGM: Perlu Gerakan Kolaboratif

Arif Wismadi menyatakan, kondisi itu disebabkan oleh pertumbuhan laju motorisasi yang pesat.

Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana | Hiskia Andika Weadcaksana
Kamis, 18 Februari 2021 | 18:45 WIB
Polusi Udara Jogja Mengkhawatirkan, Pustral UGM: Perlu Gerakan Kolaboratif
Gerakan Jogja Lebih Bike - (SuaraJogja.id/HO-Jogja Lebih Bike)

SuaraJogja.id - Selain persoalan sampah yang masih belum bisa ditemukan titik terang ada persoalan lain yang tak kalah penting yang perlu menjadi perhatian. Persoalan itu terkait dengan polusi udara yang terjadi di berbagai daerah termasuk Yogyakarta yang tidak jarang sudah mengkhawatirkan kesehatan masyarakat.

Peneliti Senior Pusat Studi Transportasi dan Logistik Universitas Gadjah Mada (Pustral UGM), Arif Wismadi menyatakan kondisi itu disebabkan dengan pertumbuhan laju motorisasi yang pesat. Kendaraan bermotor atau transportasi darat terbukti menjadi penyumbang terbesar emisi di Jogja.

"Pertumbuhan motorisasi yang memang pesat tadi, termasuk dengan sumber bergerak atau bahkan transportasi darat terbukti sudah menyumbang lebih dari 60% dari total emisi di Jogja," kata Arif kepada awak media, Kamis (18/2/2021).

Hingga saat ini, disebutkan Arif, kendaraan bermotor masih paling mendominasi menjadi moda transportasi yang digunakan masyarakat. Sedangkan untuk kendaraan tidak bermotor dan pejalan kaki itu jumlahnya sangat kecil.

Baca Juga:Meski Lockdown, Kematian karena Polusi Udara di Dunia Tetap Tinggi

Arif berharap di masa mendatang proporsi itu nantinya bisa lebih berkurang atau terbalik. Artinya kendaraan tidak bermotor memiliki proporsi yang lebih tinggi didukung dengan angkutan umum.

Dibarengi dengan kendaraan bermotor atau milik pribadi yang proporsi atau jumlahnya jauh lebih menurun atau lebih rendah lagi dibanding sebelumnya.

"Kalau sudah dilakukan tidak hanya macet tapi juga polusi yang ditimbulkan bisa berkurang. Potensi Jogja bisa dilihat sebagai solusi bagi kendaraan tidak bermotor itu berkembang. Hal ini memungkinkan karena kalau berbicara luas kota Jogja yang terbilang kecil sehingga hanya memerlukan 10-20 menit untuk berpindah dari satu tempat ke tempat lain," tuturnya.

Arif menjelaskan terdapat setidaknya beberapa opsi kebijakan untuk mengatasi permasalahan polusi udara tersebut. Pertama yakni dengan mengurangi jumlah jarak perjalanan yang dilakukan oleh masyarakat.

Jika hal itu mungkin untuk dilakukan maka dapat menjadi kontribusi besar bagi persoalan polusi tadi. Terlebih dilihat dari pola pergerakan selama Covid-19 ini cenderung menjadi lebih pendek.

Baca Juga:Begini 5 Manfaat Rajin Bersepeda, Bisa Buang Stress Loh!

"Sebisa mungkin bisa mengurangi jumlah dan jarak perjalanan. Kalau memang terpaksa harus bepergian sebisa mungkin bisa beralih dengan transportasi yang ramah lingkungan," ucapnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak