Hal itu nantinya perlu didukung oleh hadirnya inovasi teknologi dan efisien kendaraan atau transportasi yang digunakan. Sehingga masyarakat akan lebih tertarik dan aware dengan perpindahan ke moda transportasi yang ramah lingkungan.
Demi mendukung terciptanya ekosistem transportasi yang ramah lingkungan, Pustral UGM berkolaborasi dengan gerakan bersama masyarakat yang dijuluki Jogja Lebih Bike. Saat ini, dikatakan Arif, dengan kolaborasi itu pihaknya tengah melaksanakan Studi Kelayakan Bersepeda (Bikeability Study).
"Tentunya gerakan Jogja Lebih Bike ini merupakan inisiatif yang sangat baik karena mendorong masyarakat melakukan perubahan pilihan moda transportasi yang minim emisi.” tuturnya.
Arif tidak menampik bahwa kepemilikan kendaraan bermotor itu adalah hak asasi setiap warga. Namun terkait penggunaannya, kata Arif pemerintah daerah bisa masuk di dalamnya.
Baca Juga:Meski Lockdown, Kematian karena Polusi Udara di Dunia Tetap Tinggi
Artinya pemerintah bisa mengatur atau memastikan penggunaan setiap kendaraan bermotor ataupun yang tidak bermotor sesuai dengan proporsinya. Jika hal itu sudah berjalan maka pemerintah bisa melanjutkan untuk menyusun program yang lebih baik lagi.
"Jadi memang bukan hanya pekerjaan dari gerakan masyarakat saja untuk menciptakan sebuah dampak yang besar bagi lingkungan. Namun juga butuh peran pemerintah yang bersama-sama mendorong gerakan itu," cetusnya.
Peneliti Litbang Kompas, Nurul Fatchiati, mengaku juga telah berkolaborasi untuk menyelenggarakan Survei Persepsi Publik tentang Polusi Udara bersama Jogja Lebih Bike.
Hasilnya, 500 responden di Jogja menunjukkan bahwa polusi udara ternyata termasuk dalam tiga isu terpenting bagi warga Jogja.
“Jadi selain penanganan Covid-19 dan kriminalitas ternyata warga Jogja menilai polusi udara menjadi salah satu yang penting. Selain itu 62,5% masyarakat yang tinggal di kota Jogja menilai kualitas udara di lingkungannya tidak baik. Namun diakui mereka tetap memiliki optimisme bahwa kondisi kualitas udara dapat membaik dalam beberapa tahun ke depan”, ungkap Nurul.
Baca Juga:Begini 5 Manfaat Rajin Bersepeda, Bisa Buang Stress Loh!
Dari data yang sudah dikumpulkan, menunjukkan dalam obilitas harian, sekitar 88% masyarakat Jogja masih sangat bergantung pada kendaraan bermotor, terutama sepeda motor. Jumlah itu jauh lebih banyak ketimbang warga yang memilih bersepeda atau hanya 2,6 persen saja.