SuaraJogja.id - Sebagai kota wisata, keberadaan pusat perbelanjaan atau mal di Yogyakarta sudah menjamur di berbagai sudut, terutama di kawasan kota.
Masyarakat setempat maupun wisatawan ditawarkan berbagai pilihan pusat perbelanjaan dengan keistimewaan masing-masing, mulai dari halaman terluas hingga desain bangunan yang ciamik bergaya Eropa kuno.
Secara arsitektur, mal dapat digambarkan sebagai bangunan tertutup dengan suhu yang diatur dan memiliki jalur untuk berjalan-jalan yang teratur, sehingga berada di antara toko-toko kecil yang saling berhadapan.
Dengan bentuk arsitektur bangunannya yang melebar dan meluas, umumnya pusat perbelanjaan dibangun dengan beberapa lantai.
Baca Juga:Sama-sama Pakai Nomor Rumah, Ini Bedanya Bakpia Pathuk 25 dan Bakpia 75
Di dalam mal juga banyak penyewa toko atau tenan-tenan di bagian tengah. Ada berbagai barang dan jasa yang juga ditawarkan, mulai dari peralatan rumah tangga, kebutuhan fesyen, tempat makan, pijat, menonton film, hingga karaoke. Berawal dari pusat perbelanjaan, perkembangan mal sekarang juga mengarah pada fasilitas hiburan.
Karena memiliki berbagai tawaran dan pilihan, pusat perbelanjaan juga menjangkau berbagai segmen masyarakat, mulai dari anak-anak hingga orang lanjut usia, didukung juga dengan berbagai fasilitas untuk masing-masing usia. Anak-anak pun bisa meminjam stroller, dan bagi lansia disediakan juga kursi roda dan sebagainya.
Kenyamanan kerap menjadi alasan utama seseorang berkunjung ke pusat perbelanjaan dibandingkan pasar tradisional, mulai dari tempatnya yang jauh lebih bersih, wangi, dan luas. Pelayanan yang lebih ramah hingga ketersediaan fasilitas umum yang memadai juga menjadi faktor pendukung, antara lain toilet, musala, dan bahkan ruang menyusui.
Meski pengunjung mungkin saja memilik alasan yang sama untuk datang ke sebuah pusat perbelanjaan, tetapi ternyata ada juga hal yang bisa menjadi perbedaan. Misalnya saja, perbedaan laki-laki dan perempuan ketika datang ke pusat perbelanjaan.
Menurut Account Executive di salah satu perusahaan swasta, Ririn, seorang perempuan pergi ke pusat perbelanjaan lebih untuk refreshing, seperti kebutuhan harus berkumpul dengan teman di tempat yang sejuk. Terlebih lagi jika ada diskon, pasti jadi alasan utama Ririn dan teman-temannya menuju ke mal.
Baca Juga:Pamali Pakai Baju Hijau di Pantai Selatan, dari Mistis Sampai Logis?
"Kalau cewek lebih untuk refreshing seperti kebutuhan kumpul temen tempatnya adem dan apalagi kalau diskon pasti duluan dong ya," ujar Ririn.
Berbeda lagi dengan Nurhadi, salah seorang pegawai swasta di Jogja, ia membedakan kedatangan laki-laki dan perempuan di pusat perbelanjaan berdasarkan dengan cara berpakaiannya.
Cewek dinilai lebih rumit dalam mempersiapkan diri karena harus berdandan hingga berjam-jam. Sementara cowok cenderung tampil apa adanya saja.
"Cowok enggak perlu dandan, cewek harus dandan berjam-jam. Cewek harus pakai sepatu dan outfit matching. Kalau cowok apa aja asal oke," terangnya.
Berbeda lagi dengan pengalaman Ifat, menurut ibu satu anak ini, perempuan cenderung lebih bersemangat ketika berkunjung ke pusat perbelanjaan meskipun sebenarnya tidak membeli barang apa pun. Berbanding terbalik dengan laki-laki, yang cenderung datar dan sibuk bermain ponsel saat menemai pasangannya.
"Kalau perempuan excited banget lihat-lihat barang meski enggak belanja ya. Kalau laki-laki nemenin doang sambil main HP," kata dia.
Selanjutnya, masih ada berbagai pendapat dari warganet mengenai perbedaan cewek dan cowok saat berkunjung ke pusat perbelanjaan. Salah satu yang paling banyak disetujui adalah, perempuan seringkali niat membeli baju, tetapi yang dilihat toko tas, dan justru berakhir membeli sepatu.
"PERBEDAAN COWO DAN CEWE SAAT KE mal
Cowo : Niat beli baju langsung ke toko baju, bayar, pulang.
Cewe : Niat beli baju, yang diliat toko tas, yang dibeli sepatu," tulis akun @qalsarama dalam cuitannya, sebagai contoh.
Bukan hanya masalah pakaian, dalam hal lainnya, perempuan cenderung membeli barang yang berbeda dari niat semulanya.
Misalnya saat akan membeli beras, mereka justru lupa dan berakhir membeli cemilan dengan harga yang sama seperti beras. Berbeda dengan laki-laki, yang cenderung langsung menuju tujuan dan segera pulang.
Karena beberapa kebiasaannya itu lah, seorang perempuan terbiasa untuk berkeliling seluruh sudut toko dan melihat barang yang ditawarkan satu per satu.
Terkadang, mereka berakhir menenteng satu atau dua barang, atau yang lebih buruk tidak menghasilkan apa pun. Aksi serupa bisa terjadi tidak hanya di salah satu toko, tapi pada beberapa lainnya.
Kalau kamu sendiri, tipe orang seperti apa saat belanja di mal?