"Saat itu bahkan sudah bayar konten kreator. Walaupun sebenarnya Dawet Kemayu saat itu belum menghasilkan. Cuma karena pemikiran jangka panjang, saya tahu brand ini akan menjadi besar. Maka dari awal saya sudah bikin rapi dan menarik," tuturnya.
Pandemi Covid-19 tidak dipungkiri memang memberi dampak bagi usaha Dawet Kemayu rintisan Intan tersebut. Terbukti dari 10 outlet yang langsung dibuka ketika launching hingga saat ini hanya 6 outlet rintisan tersebut yang bisa bertahan.
Ramadhan yang Membawa Berkah
Hingga tiba saatnya bulan suci Ramadhan tahun 2020 yang masih diselimuti oleh pandemi Covid-19. Intan yang berharap dapat menjajakan produk dawetnya ke masyarakat melalui bazar makanan juga terpaksa harus gigit jari.
Baca Juga:Prakiraan Cuaca Jogja Hari Ini, Minggu 25 April 2021
Pasalnya bazar Ramadhan saat itu pun juga harus ditiadakan. Padahal menurutnya itu adalah kesempatan yang baik untuk memperkenalkan kepada masyarakat lebih luas.
"Kemudian memang kalau memang buka di bazar sudah jelas orang ke situ cari makan. Jadi dari segi selling lebih gampang," sebutnya.
Namun kondisi yang belum kondusif lagi-lagi harus membuat Intan memutar otak lebih keras. Terlebih orang juga masih takut keluar rumah, tidak ada tradisi buka bersama bahkan mudik pun ditiadakan.
Hingga akhirnya ia mendapat ide untuk membuat hanper berisi dawet. Dengan kemasan yang unik yakni menggunakan besek, mini pack hingga botol agar lebih praktis.
"Jadi waktu munculnya si Dawet Kemayu yang pack-packan itu ya muncul pada Ramadhan tahun lalu. Jadi Ramadhan tahun lalu di luar ekspektasi sih. Tadinya cuma iseng-iseng saja. Kayaknya bagus buat hantaran, buat ngasih kolega, saudara, temen," ungkapnya.
Baca Juga:12 Warga Wadas Ditangkap, Petang Ini LBH Jogja Datangi Mapolres Purworejo
Ketika Intan memutuskan untuk mengunggah kreasi hampers atau dawet yang berupa pack-pack itu ke media sosial. Respon positif dari masyarakat kembali datang.