SuaraJogja.id - Aktivitas Gunung Merapi di perbatasan DIY dan Jawa Tengah masih terus berlangsung. Selain lava yang terus keluar, sempat teramati juga beberapa kali luncuran awan panas guguran.
Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Hanik Humaida mengatakan, awan panas guguran Gunung Merapi yang terjadi Senin (3/5/2021) pertama teramati pada pukul 00.52 WIB. Luncuran awan panas itu masih mengarah ke barat daya.
"Awan panas guguran Merapi tanggal 3 Mei 2021 pukul 00.52 WIB tercatat di seismogram dengan amplitudo 38 mm dan durasi 141 detik. Jarak luncur 1.500 meter ke arah barat daya," kata Hanik dalam keterangan tertulisnya, Senin (3/5/2021).
Setelah itu awan panas guguran itu kembali muncul. Awan panas yang keluar dari puncak Merapi itu tepatnya terjadi lagi pada pukul 03.45 WIB.
Baca Juga:Dalam 24 Jam Gunung Merapi Keluarkan Awan Panas hingga 2 Km, Lava 20 Kali
Saat itu tercatat di seismogram dengan amplitudo 36 mm dan durasi 144 detik. Jarak luncur lebih panjang yakni 1.800 meter ke arah barat daya.
Kemudian disusul awan panas guguran yang terjadi pukul 04.30 WIB. Dalam periode pengamatan itu tercatat di seismogram dengan amplitudo 50 mm dan durasi 133 detik. Jarak luncur 1800 meter ke arah barat daya.
Sebelumnya tepatnya pada periode pengamatan selama 24 jam yakni Minggu (2/5/2021) pukul 00.00 WIB - 24.00 WIB juga teramati ada luncuran awan panas guguran. Hanya terjadi satu kali awan panas dalam periode pengamatan itu.
"Sebelumnya teramati awan panas guguran dengan jarak luncur 1.500 m mengarah ke barat daya," imbuhnya.
Dalam periode pengamatan yang sama atau 24 jam tersebut, teramati juga guguran sejumlah lava dari puncak Merapi. Arah luncuran lava kali itu masih menuju ke barat daya.
Baca Juga:Gunung Merapi Keluarkan Lava Sebanyak 8 Kali dengan Jarak Terjauh 1,4 Km
"Teramati 10 kali guguran lava pijar dengan jarak luncur maksimal 2.000 meter ke arah barat daya," ucapnya
Tercatat juga sejumlah kegempaan di antaranya kegempaan guguran sejumlah 115 kali, hembusan sejumlah 4 kali dan hybrid atau fase banyak sejumlah 20 kali serta vulkanik dangkal 1 kali.
Hanik menambahkan potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya meliputi Kali Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih sejauh maksimal 5 km. Sementara potensi bahaya pada sektor tenggara yaitu sungai Gendol sejauh 3 km.
Sedangkan untuk kemungkinan jika terjadi lontaran material vulkanik saat terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.
"Untuk yang berada di luar potensi daerah bahaya saat ini kondusif untuk beraktivitas sehari-hari," imbuhnya.
Selain itu kegiatan penambangan di alur sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi dalam KRB III juga tetap direkomendasikan untuk dihentikan sementara waktu.
Ditambah dengan imbauan kepada pelaku wisata agar tidak melakukan kegiatan wisata di KRB III Gunung Merapi termasuk kegiatan pendakian ke puncak dalam kondisi saat ini.
Perlu diketahui juga hingga saat ini, BPPTKG masih menetapkan status Gunung Merapi pada Siaga (Level III). Jika terjadi perubahan aktivitas yang signifikan, maka status aktivitas Gunung Merapi akan segera ditinjau kembali.