Ia menyebut, ada beberapa surat pendek yang sudah berhasil ia hafalkan. Mulai dari Al Fatihah, Al Fil, Ad Dhuha, surat An nas. Dari beberapa surat tersebut, Al Fatihah menjadi surat favoritnya.
"Dalam surat Al Fatihah, ada kekuasaan Allah. Dulu saya berpikiran Tuhan itu sebetulnya ada atau enggak, ternyata Allah itu ada," tuturnya.
Rutin mempelajari bacaan dan cara membaca Alquran, membuat AS perlahan bisa mengontrol dirinya. Ia tak menolak menyebut, bahwa dirinya sebelum ini bisa disebut sebagai orang yang temperamental.
"Sebagai muslim saya ingin umrah. Saya ingin belajar ngaji, salat. Step by step saya ingin lebih baik. Setelah umrah saya ingin haji," ucapnya.
Baca Juga:Tak Ada Overcapacity, Jumlah Warga Binaan Lapas Cebongan Turun Saat Pandemi
AS merupakan warga binaan yang diganjar hukuman bui selama tiga tahun, akibat nekat melanggar pasal 372 KUH Pidana (penggelapan).
"Sedihnya berada di sini, saya tidak mau menceritakan pada siapapun. Saya hanya akan cerita baik-baiknya saja," tuturnya.
Bagi AS, puasa Ramadhan ternyata bukan puasa yang terlalu sukar untuk ia lalui. Menurut dia, puasa daud yang punya tingkat kesulitan jauh lebih tinggi. Kebetulan, ia kerap belajar menjalani puasa daud bersama rekan sekamarnya.
"Sering kelupaan, karena hanya berselang satu hari saja. Jadi kelupaan, kadang makan gitu, minum," ucapnya.
Selain AS, ada juga warga binaan berinisial S. Usianya hampir menyentuh setengah abad. Kala rambutnya mulai memutih berada di lapas, S memilih menggojlok dirinya menjadi seorang hafidz yakni penghafal ayat suci Al Quran.
Baca Juga:Petugas Gabungan Gelar Razia di Lapas Cebongan, Ini yang Ditemukan
Surat yang ada dalam 30 juz Al Quran berhasil dilahapnya, memori seorang yang nyaris lansia tak menjadi kerikil bagi S untuk menghafal ayat demi ayat karena intinya adalah fokus penuh.
"Belum semuanya [hafalan saya] sempurna. Misalnya An Naba, banyak tantangannya, kadang salah ya diulangi lagi," tuturnya.
S tak ingin di batas usianya yang semakin pendek seperti sekarang, ia hanya menghabiskan hidup sia-sia. Ia ingin hidup dengan semakin mendekat pada Allah.
"Awalnya saya pesimis [bisa menghafal], tapi daripada sia-sia di sini, paling tidak ada kegiatan yang bermanfaat," curhat S, yang berada di Lapas Cebongan sejak Desember 2019 itu.
S menyatakan dengan jujur, bahwa saat pikiran tidak fokus, ia akan sukar sekali ayat-ayat Al Quran yang sedang ia coba hafalkan.

"Jadi saya sesekali leren (istirahat). Wudhu, bacaan saya praktikkan waktu salat," kata S, yang sebelumnya merupakan muslim yang terbata-bata saat membaca Al Quran.