"Kita petakan bangunan ini tahan gempa atau tidak kalau ini tidak tahan gempa berarti ini kan jika ada satu ancaman mereka harus bisa mengantisipasi gedung-gedung seperti ini. Kita ajaknya ke dunia usahanya untuk individu-individu yang ada di sana. Agar dia paham benar untuk ancaman bagunan gempa seperti apa," tuturnya.
Joko menerangkan bahwa hal yang perlu ditanamkan adalah kebiasaan bertindak atau merespon saat terjadi gempa bumi. Baik itu dari anak-anak hingga orang dewasa harus paham hal itu.
Pasalnya tidak jarang justru kejadian gempa yang menelan korban jiwa diakibatkan oleh tidak adanya respon dari orang-orang saat terjadi gempa bumi. Respon tersebut di antaranya melindungi kepala, berlindung di bawah meja, menjauhi kaca, tidak panik dan setelah gempa mereda bisa keluar ke tempat yang lebih aman.
"Sertifikat itu diberikan setelah terjadinya pelatihan dulu. Setelah terjadi pelatihan kita berikan sertifikasi bahwa mereka pernah melakukan pelatihan penanggulangan bencana tapi ya ada yang menindaklanjuti ada yang tidak. Mungkin hanya mengejar sertifikasi atau akreditasi itu. Tapi kalau yang pengurusnya concern itu kita bentuk tim reaksi cepatnya untuk masing-masing wilayah itu dia melakukan terus-menerus," ujarnya.
Baca Juga:Fasilitas Lengkap, Grand Aston Yogyakarta Konsisten Jadi Hotel Bisnis Mewah di Jogja
Ditambahkan Joko, tujuan dari semua pelatihan itu adalah kembali pada bagaimana cara menanamkan budaya sadar bencana untuk masyrakat. Tidak hanya pelatihan tapi juga sosialisasi, gladi hingga tindaklanjut setelah semua itu selesai.