Modal Hasil Jualan Bambu, Warga Piyungan Bangun Destinasi Wisata Air Batu Kapal

Lokasi destinasi wisata Batu kapal sebelumnya pernah jadi lokasi syuting film KKN di Desa Penari.

Galih Priatmojo | Muhammad Ilham Baktora
Selasa, 01 Juni 2021 | 17:35 WIB
Modal Hasil Jualan Bambu, Warga Piyungan Bangun Destinasi Wisata Air Batu Kapal
Wisatawan menikmati obyek wisata Batu Kapal di Padukuhan Klenggotan RT 1, Kalurahan Srimulyo, Kapanewon Piyungan, Kabupaten Bantul, Selasa (1/6/2021). [Muhammad Ilham Baktora / SuaraJogja.id]

SuaraJogja.id - Tempat yang nyaris tak punya nilai ekonomis berhasil disulap oleh warga Padukuhan Klenggotan RT 1, Kalurahan Srimulyo, Kapanewon Piyungan.

Lokasi yang semula merupakan semak belukar dan tak pernah dijamah berubah jadi destinasi wisata anyar bernama Batu Kapal. Obyek wisata yang menawarkan keindahan alam serta permainan air di sungai Opak ini baru saja dibangun.

Koordinator Obyek Wisata Batu Kapal, Syamsi Dwi Asparudin mengatakan bahwa sebelum menjadi tempat wisata, lokasi tersebut merupakan tanah tak terurus. Banyak tumbuhan bambu liar dan juga sempat menjadi tempat pembuangan sampah warga.

"Awalnya belum terurus, jadi masih semak belukar dan juga banyak tumbuhan bambu di tempat ini," kata Syamsi ditemui wartawan di Destinasi Wisata Batu Kapal, Selasa (1/6/2021).

Baca Juga:3 Pameran UMKM di Bantul Batal, Dinas Koperasi UMKM Ganti Secara Virtual

Tak pernah terpikir untuk menjadikan tempat wisata, hal itu berubah ketika ada kru pembuatan film menggunakan lokasi tersebut sebagai salah satu lokasi pengambilan gambar.

"Jadi lokasi ini pernah dijadikan shooting film KKN di Desa Penari. Selain itu juga dijadikan lokasi pembuatan film Sang Maestro Ki Hajar Dewantara. Nah dari orang-orang yang datang itu tercetus untuk membangun wisata di sini," terang Syamsi.

Tidak ada modal untuk mengawalinya, para warga dan Syamsi memanfaatkan bambu liar yang ada untuk dijual lagi. Saat itu dirinya menjual ke peternak ayam pembuatan kandang.

"Jadi memang tidak ada modal besar. Kebetulan ada bambu yang tak terpakai lalu kami jual. Hasilnya kami buatkan plat penunjuk arah kepada wisatawan yang ingin berkunjung ke destinasi ini," jelas dia.

Warga, bergotong royong mengubah lokasi yang dulunya kumuh menjadi wisata alam yang cantik untuk dinikmati wisatawan. Usai tercetus ide tersebut, 11 April 2020 warga melakukan rapat.

Baca Juga:Gudang KUD di Bantul Dihidupkan Kembali, Sri Bisa Dapat Harga Murah Kulak Barang Dagangan

"Sekitar Juni, usai lebaran 2020 tempat ini sudah mulai dibuka. Jika tanggal pastinya kami tidak begitu hafal, karena sambil membersihkan lokasi banyak pengunjung yang datang silih berganti," ujar dia.

Awalnya hanya pesepeda yang sering datang ke destinasi yang berada di atas tanah Sultan Ground ini. Berkat postingan para goweser di media sosial, Batu Kapal mendapat perhatian dari warganet. Sehingga dari media sosial wisata ini juga mulai dikenal.

"Meski masih situasi Covid-19 lokasi ini tidak ditutup, masih saja orang-orang datang. Kami juga membuat media sosial sendiri untuk mempromosikan Batu Kapal, dan respon warga juga baik," kata dia.

Awal dibuka, ada sekitar puluhan ribu pengunjung dalam satu bulan. Saat ini per pekan tingkat kunjungan mencapai 1.000 orang.

Tidak ada tiket masuk untuk menikmati wisata di Batu Kapal Piyungan. Syamsi hanya mematok tarif seikhlasnya yang dapat dibayarkan ke  kotak uang yang disiapkan di pintu masuk.

Destinasi Batu Kapal yang dibangun diatas tanah seluas 5.000 meter persegi ini menawarkan permainan air yang aman. Bahkan harganya juga cukup terjangkau.

"Jadi di sini biasa untuk berswafoto karena ada batu yang jika diperhatikan berbentuk kapal. Maka dari itu dinamakan batu kapal. Selain itu ada wahana tubing, pelampung helm dan ban karet sudah kami sediakan sendiri," katanya.

Wahana tubing dipatok seharga Rp20 ribu untuk dua kali luncur sepanjang 500 meter.

"Untuk keamanan sudah kami siapkan ada pelampungnya. Kedalaman sungai mulai dari 1-2 meter dan sudah ada petugas yang berjaga di titik aliran sungai ini," katanya.

Syamsi menjelaskan bahwa destinasi ini masih terus dikembangkan. Dari hasil pendapatan itu pihaknya membenahi beberapa lokasi untuk dibuatkan lapak berjualan. Hal itu juga untuk mendorong ekonomi warga Klenggotan.

"Sudah kami siapkan lokasi untuk berjualan para warga. Jadi wisata ini juga harapannya bisa ikut mensejahterakan warga sekitar. Saat ini ada 22 lapak jualan dengan makanan beraneka ragam," ujar dia.

Syamsi menuturkan bahwa munculnya destinasi wisata baru di Bantul adalah bentuk kemandirian warga yang bisa memanfaatkan peluang untuk kebaikan warganya. Ia berharap kedepannya muncul wisata-wisata buatan warga yang bisa mensejahterakan masyarakat baik dari segi ekonomi dan sosialnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak