Melihat pola penyebaran yang tidak jelas tersebut, Dinkes Sleman memutuskan akhirnya untuk melakukan tes swab secara massal.
Joko menuturkan hingga saat ini penelurusan kontak erat dalam kasus ini masih terus berlangsung.
"Tracing masih karena itu blok-blok. Blok yang belum kita ambil kita tracing sekalian," tuturnya.
Terkait penanganan kasus di lapas tersebut, kata Joko, pihaknya sudah meminta pihak lapas untuk menyiapkan tempat isolasi memanfaatkan blok-blok yang masih tersisa. Setidaknya ada tiga blok lain yang dinyatakan dapat digunakan untuk karantina.
Baca Juga:Kasus Kematian Akibat Covid-19 di Sleman Melonjak, di Bulan Juni Ada 27 Pasien Meninggal
"Kami sarankan tidak diisolasi di luar karena statusnya warga binaan. Bangunan yang ada di sana dua digunakan untuk isolasi dipisah dengan yang sehat," terangnya.
Terpisah, Kepala Divisi Pemasyarakatan Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) DIY Gusti Ayu Putu Suwardani menuturkan ratusan warga binaan yang dinyatatakn terkonfirmasi Covid-19 itu berasal dari tiga blok di Lapas Narkotika Kelas IIA Yogyakarta.
"Itu blok Bougenvil, Edelweiss, Dahlia atau Blok B, E, dan D itu yang mayoritas [warga binaan] ternyata positif [Covid-19]," beber Ayu.
Ayu menyampaikan saat ini warga binaan yang memang dinyatakan negatif Covid-19 dari hasil pemeriksaan telah dipisahkan tersendiri. Mereka ditempatkan di blok yang berbeda dengan warga binaan yang terkonfirmasi positif Covid-19.
Hal itu mengingat ketersedian tempat yang juga terbatas di lapas narkotika.
Baca Juga:Kalurahan di Sleman Diinstruksikan Buat Selter, Isolasi Mandiri Wajib Minta Izin
"Justru yang negatif yang kita alihkan. Karena banyakan yang positifnya, kalau kita kita ungsikan tidak ada tempat lagi," ujarnya.