Covid-19 Varian Delta Lebih Cepat Menyebar, Masyarakat Perlu Perketat Prokes

"Jadi, lebih mudah terpapar meskipun sudah divaksinasi atau sudah terinfeksi sebelumnya."

Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana | Hiskia Andika Weadcaksana
Selasa, 15 Juni 2021 | 14:25 WIB
Covid-19 Varian Delta Lebih Cepat Menyebar, Masyarakat Perlu Perketat Prokes
Ilustrasi Covid-19. (Pexels)

SuaraJogja.id - Kelompok Kerja (Pokja) Genetik Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FKKMK) UGM menyatakan virus corona penyebab Covid-19 varian B.1617.2 atau yang disebut delta dapat mempengaruhi respons sistem imun manusia.

Ketua Pokja Genetik FKKMK UGM Gunadi menuturkan bahwa varian B.1617.2 atau delta telah ditetapkan WHO sebagai Variant of Concern (VoC) pada 31 Mei 2021 lalu. Alasannya, mengingat dampak yang cukup besar terhadap kesehatan masyarakat.

Varian delta, kata Gunadi, telah terbukti menimbulkan dua dampak dalam penularannya. Di antaranya lebih cepat menular serta mampu mempengaruhi respons sistem imun manusia.

Varian delta ini bisa menurunkan respons sistem imun kita terhadap infeksi Covid-19, baik respons imun yang ditimbulkan oleh infeksi alamiah maupun vaksin,” kata Gunadi dalam keterangannya, Selasa (15/6/2021).

Baca Juga:Jadi Sebab Meledaknya Kasus Covid-19 di Kudus, Pemkab Telusuri Kontak Varian Delta

Dalam artian, respons tubuh manusia tetap menurun meskipun memang sudah memiliki sistem imun ditambah dengan vaksin. Dalam hal ini, lanjut Gunadi, respons terhadap infeksi Covid-19 yang timbul baik infeksi alamiah maupun karena vaksinasi itu berkurangnya imun yang terpapar.

"Jadi, lebih mudah terpapar meskipun sudah divaksinasi atau sudah terinfeksi sebelumnya," imbuhnya.

Lebih lanjut, Gunadi menyampaikan ditetapkannya varian delta ke dalam kategori VoC bukan tanpa sebab. Secara khusus varian delta dinilai telah memenuhi satu atau lebih dari tiga dampak yang ditumbulkan.

Meliputi, daya transmisi, tingkat keparahan pasien, hingga mempengaruhi sistem imun manusia.

"Yang utama, berpengaruh signifikan terhadap kesehatan masyarakat secara global," ujarnya.

Baca Juga:Fakta Mutasi Baru Virus Corona Varian Delta Plus, Seberapa Berbahaya?

Bahkan Gunadi menjelaskan varian delta memiliki durasi penyebaran yang lebih cepat. Terlebih jika dibandingkan dengan varian alpha atau B117 dari Inggris yang sebelumnya juga sudah ditemukan.

"[Varian delta] ternyata 50-60 persen lebih cepat menyebar dibandingkan dengan alpha," bebernya.

Mengingat berbagai dampak yang ditimbulkan tersebut, Gunadi mengimbau untuk seluruh masyarakat agar tetap disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan. Tidak terkecuali bagi mereka yang telah mendapatkan vaksin Covid-19.

Sebab bukan tidak mungkin seseorang dapat terpapar Covid-19 meskipun sudah menerima vaksinasi.

"Prokes harus diperketat. Meski sudah vaksin prokes tidak boleh longgar,” tegasnya.

Gunadi menyebut bahwa di Indonesia varian B.1617.2 atau delta sendiri telah ditemukan di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah. Hal itu diketahui setelah pemeriksaan beberapa sampel melalui Whole Genome Sequencing (WGS) oleh FKKMK UGM yang hasilnya keluar 11 Juni 2021 kemarin.

Berdasarkan 34 spesimen yang diperiksa, terdapat 28 di antaranya terkonfirmasi sebagai varian delta. Melihat kasus yang terjadi Kudus tersebut dimungkinkan munculnya transmisi lokal juga untuk varian tersebut.

"Sebelumnya sudah terdeteksi beberapa kasus namun bersifat acak, dan sekarang sudah menjadi klaster di daerah Kudus. Artinya, kemungkinan besar sudah terjadi transmisi lokal di Indonesia, khususnya di Kudus. Tidak menuntup kemungkinan transmisi lokal juga keluar dari Kudus," tandasnya.

Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman Joko Hastaryo memastikan hingga saat ini tidak ada indikasi varian delta di wilayahnya. Walaupun melihat lonjakan kasus Covid-19 di Bumi Sembada yang cukup tinggi dalam beberapa waktu terakhir

"Sementara ini belum [indikasi Covid-19 varian delta] kebetulan juga penularan tidak terlalu cepat kemudian juga tidak ada yang meninggal," kata Joko.

Ditanya terkait dengan sampel sembilan orang di Sleman yang sempat diduga varian delta, kata Joko, sudah dipastikan hasilnya negatif. Artinya memang sembilan orang tersebut tidak terpapar corona varian delta melainkan akibat penyakit bawaan atau komorbid.

"Hasilnya negatif semua. Bukan varian baru. Sampai saat ini belum dan mudah-mudahan tidak," ujarnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak