"Hari Minggu kemarin itu, yang laku hanya 2 biji. Kondisi sekarang memang benar-benar sulit," keluh dia.
Ia menjelaskan H-1 sebelum 17 Agustus biasanya puncak waktu dimana pembeli mencari bendera. Namun sejak pagi dia membuka toko, hanya 3 orang yang membeli.
Hal itupun juga berdampak pada pendapatannya. Sehari untuk mendapatkan untung Rp100 ribu sangat sulit. Bahkan hanya mampu untuk menutup modal saja.
Hal serupa dialami oleh Susan Novitasari, penjual bendera di Jalan Juminahan, Kota Jogja. Penghasilan yang biasa dikantongi dari Rp1-2 juta, saat ini sulit tercapai.
Baca Juga:Bantul Mulai Vaksin Ibu Hamil, Target 70 Bumil Tervaksinasi Dosis Pertama
"Turunnya drastis, Rp500 ribu saja sudah alhamdulilah," kata Susan ditemui di jalan Juminahan, Sabtu (14/8/2021).
Bendera yang ia jual adalah stok tahun 2020 yang masih tersisa. Menurutnya kondisi sekarang malah lebih sepi dibanding tahun lalu.
Sepinya pembeli dan menurunnya pendapatan pedagang itu, diduga karena masyarakat tidak banyak membuat kegiatan menjelang 17 Agustus.
Bagi Susan, dirinya hanya mengandalkan penjualan bambu dan juga bendera perorangan.
Baik Susan dan Endang cukup menggantungkan pendapatan lebih saat musim seperti ini. Biasanya dengan permintaan yang banyak, pendapatannya bisa dimanfaatkan lagi untuk menambah modal.
Baca Juga:Tegas! Salah Gunakan Oksigen Gratis, Pemkab Bantul Bakal Polisikan Pelaku
"Jadi saya juga jualan kue di dekat rumah. Nah jualan bendera ini sebenarnya harapan besar. Tapi karena kondisi Covid-19 dan tidak boleh membuat kegiatan besar, akhirnya pendapatan juga seret," kata dia.