Seperti Andri, Erryno juga sudah hobi memanjat tebing sejak SD. Dirinya tak menampik saat berlatih atau memanjat obyek yang tingginya melebihi 10 meter, pikiran pemanjat bisa berubah-ubah.
"Dulu pernah panik ketika memanjat menara di sekitar rumah. Tiba-tiba pikiran hilang dan ada ketakutan. Tetapi saat kondisi itu harus berusaha tenang dahulu. Hentikan aktivitas, lalu membuat hati tertata lagi. Sehingga bisa melanjutkan aktivitas memanjat," terang Erryno.
Belasan tahun sudah menggeluti aktivitas ekstrem itu, Erryno mengaku tidak pernah jatuh dan berharap itu tak menimpa dirinya. Sehingga kewaspadaan dan kehati-hatian yang perlu diutamakan ketika memanjat.
"Alhamdulillah tidak pernah dan jangan terjadi. Kalau jatuh itu pernah tapi masih kecil dan jatuh dari pohon saja," kenang dia.
Baca Juga:Superhuman Goes to TPST Piyungan, Tempat Nasi Gratis Jogja Bagi-Bagi Sembako
Zaini Mansur, pengurus masjid dan juga pencetus Jogja Adventure Kids (JAK) mengatakan aktivitas ini adalah salah satu kegiatan peringatan HUT RI ke-76 di tengah pandemi Covid-19 di Kampung Suryowijayan.
Dipilihnya menara masjid untuk kegiatan pengibaran bendera karena bangunan itu cukup tinggi dibanding rumah dan bangunan warga lainnya. Di sisi lain, bendera raksasa dipilih untuk menggugah warga untuk kembali mengingat hari kemerdekaan ini.
"Jadi dari kegiatan ini kita bisa kembali menghidupkan aktivitas di masjid. Meski ada PPKM warga tidak lupa untuk tetap beraktivitas dan mengingat hari kemerdekaan Indonesia," ujar dia.
Bagi zaini, pembatasan kegiatan di rumah ibadah memang boleh, namun gerakan pendampingan ke masyarakat juga harus berjalan.
Baca Juga:Sebanyak 1000 Nakes di Kota Jogja Sudah Mendapatkan Vaksinasi Dosis Ketiga